Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

My Universe

23 Mei 2019   22:31 Diperbarui: 23 Mei 2019   22:36 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               

Anak itu menganggap orang tuanya adalah semesta baginya. Segalagalanya.

Kebaikannya, kebahagiaaannya, perilakunya, semuanya.

Bucin ibaratnya.

Seperti saat kita sedang jatuh cinta, rasanya setiap apapun yag doi lakukan semuanya terasa benar, terasa seperti tidak ada satupun kesalahan. Hal-hal yang tadinya salah, hal-hal yang membuat emosi/marah dan menyebalkan sekalipun berbalik menjadi sesuatu hal yang bisa di toleransi dan menjadi daya Tarik tersendiri untuk kita.

Hal ini sama dengan apa yang dirasakan oleh anak-anak, anak menjadikan orngtua sebagai semestanya, menjadi segala-galanya untuknya. Apapun yang orang tua lakukan semuanya terlihat menganggumkan baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk. Bahkan perbuatan buruk seperti ngomel dan marahpun sangat bisa di toleransi oleh anak karna kebucinannya.

Tapi jangan salah... rasa cinta juga ada masa kadaluarsanya jika tidak dipertahankan. Seperti saat si doi terlalu sering marah-marah, di kode tidak peka, di tegur juga tidak berubah yang tadinya kita maklum dan bisa memaafkan karna cinta lama kelamaan menjadi muak dan benci. 

Sama halnya dengan anak, di saat proses tumbuh kembangnya ketika orang tua sering memarahi, membentak, menegur dan melakukan hal-hal negative yang menyaiti hati anak meskipun dilakukan demi kebaikan anak, lama kelamaaan rasa jatu cntanya anak dan menganggap orang tua sebagai semsta dan segalagalaya itu akan memudar dan ia akan mencari orang lain untuk dikagumi dan disayangi di luar Sana :'(.

Maka dari itu, saat anak sedang jatuh cintanya dengan orang tua, saat anak menganggap bahwa orang tua adalah panuan, idol, semesta dan segalagalanya, apa salahnya untuk menyayangi anak dengan sepenu hati ??????

Memberinya banyak kasih sayang, memberikannya banyak pengalamanyang positif, mewarnai harinya dengan kebahagiaan dengan momen kebersaan antar ibu ayah dan anak. Sebelum mencapai masa kadaluarsanya, sebelum digantikan dengan sosok lai yang ddi cintainya. Sehingga saat anak berkenalan dan mempunyi banyakinteraksi dengan  dunia luar rasa cintanya trhadap orang tuanyapun tidak habis walaupun ia mengenali dan terpikat cinta-cinta yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun