Bunda, perlu bunda ingat bahwasannya anak adalah peniru yang baik, bisa diibartkan bahwa anak adalah mesin fotokopi tebaik yang pernah ada. Apapun yang dilihat, apapun yang di dengar, apapun yang ia rasakan, semua ia terima tanpa dipilih mana yang baik dan yang benar.
Anak bisa manjadi pemarah karna mencontoh seseorang dalam keluarga yang juga pemarah dan sering marah-marah. Pemarah bukannya karakter, tapi karena berkerjanya proses copiying pada individu per anak.
Begitu juga dengan ucapan baik bunda, ucapan-ucapan baik bunda ternyata bisa berubah menjadi magic yang akan membuat anak senantiasa bersemangat dan selalu positif dalam situasi apapun.
Berikut komposisi kata ajaib untuk membuat hari-hari anak menjadi lebih baik :
1. Berhenti membandingan anak dengan orang lain, terkadang kita sebagai orang tua lupa dengan usaha dibalik kekalahan yang tela iterima oleh anak, sibuk membandingkan anak dengan maksut untuk memitovasinya sehigga lupa untuk memujinya. Dari pada sibuk membandingkannya gantilah dengan memberikan pujian untuknya karna ia sudah berani unjuk diri untuk melakukan sesuatu walaupun hasilnya tidak sesuai seperti apa yang diinginkan. Dengan begitu anak merasa dirinya berharga dan lebih termotivasi karna anak sudah mendapatkan semangatnya kembali untuk terus berkarya walaupun ia barusan mengalami kekalahan Â
2. Sering-sering mengekspresikan kasih sayang. Dari pada hanya jagain anak sambil main hp.....gimana kalo bunda ikut main aja ?
3. Ubah kalimat negatif dengan kalimat yang lebih positif. Contohnya saat menyuapi anak  jangan mengatakan "cepatan dong makannya" "ngunyahnya jangan lama-lama! "  gantilah dengan kalimat "ayoooo adek kia makan banyak-banyak bir kita sekuat suprmaaannn".
4. Mengganti ancaman dengan dorongan semangat. "kok coret dinding terus sih, udah mama bilang ga boleh ! awas aja, ga boleh main keluar hari ini! " ganti dengan kalimat "iya gaapa kok dek, udah selessai bum ini mainnya, kalo udah ao kita bersiin bareng-bareng"
5. Kalo memang bunda salah buang jauh-jauh egonya, akui dan minta maaf lah pada anak. Jangan karna terlanjur memarahi anak bunda jadi malas untuk meminta maaf pada anak untuk mengakui kesalahan bunda, dan ketika anak melakukan sebuah pembelaan malah bunda marahi lagi dengan alasan "jawaab teros kalo di omongin orang tua! Tau apa kamu memangnya", duhhhh jangan keseringan gini ya bunda. Ketika dalam keadaan seperti ini sebaiknya gantilah rasa malu bunda, ego bunda, dengan sebuah pelukan dan kecupan sambil bilang maaf karna sudah menuduhnya dan terlanjur memaraahinya. Sekali lagi, Inget bunda anak adalah mesin photocopy yang baik loh ya.
6. Stop untuk meralat kesalaan dan berikan pujian atas proses yang telah ia berhasil lakukan. Saat anak mulai belajar makan sendiri dan ternyata makannanya banyak yang jatuh jangan lagsung dimarahi "tuh kan jatuh semua!" dan berhujung mengambil jalan pintas dengan menyuapi si kecil lagi. Jika seperti ini anak jadi malas melakukan suatu perubahan karna merasa tidak di hargai usahaya dan lebih memilih untuk terus-terusan dimanjakan saja karna memang nyaman dan berada di zona aman yang jauh dari marahan bunda. Ubah semua itu dengan pujian "wahhh anakku pintar.. sekarang sudah bisa makan sendiri" lalu tunjukan cara makan yang benar.
7. Ajarkan anak untuk tidak mudah menyerah. Dari pada bilang "ahh gmana sih dari tadi jatuh muluk" saat menemani anak belajar naik sepedah, mending biilang "ayoo anakku semangatt, kamu  pasti bisaaaa"
8. Akui dan ajarkan anak untuk bisa engekspresikan emosinya . jangan buru-buru memamarahi anak yang sedang menangis saat dirinya kehilangan mainannya/tidak ssengaja merusak mainannya, "berhenti nangis! Salah sendiri yg ngerusakin siapa" "salah sendiri hilang ya gara-gara siapa, makannya habis main di taro lagi". Coba ganti dengan " sedih ya nak mainannya rusak ? sini sini peluk mama".
Selamat mencoba~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H