Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IPA atau IPS ?

22 November 2018   23:08 Diperbarui: 22 November 2018   23:19 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya penjurusan saat berda dalam tingkatan SMA tidak bsia dipungkiri sering kali membuat anak menjadi bingung. pengen santai kaya anak ips, tapi juga suka praktek yang ada di ipa, hayoloh gimana tuh ?.

Pentingnya kita sebagai orangtua untuk mengajari anak tentang responsible desicion making atau di Indonesia sendiri biasa di sebut dengan melatih anak dalam mengambil keputusan ini hendaknya dilatih sejak dini.

Decision making adalah hasil dari pemecahan suatu masalah, biasanya decision making ini adalah pemilihan keputusan atau kebijakan yang di dasarkan atas keriteria tertentu yang dihadapkan dengan dua pilihan atau bisa saja lebih.

Masih anak-anak juga kenapa harus belajar yang kaya gitu ? yang ngambil keputusan ya biar orangtua aja lah.

Oh no no no, Anak juga perlu meningkatkan kemampuan dicision makingnya bunda, harus dibiasakan dari kecil biar ketika sudah dewasa saat ia dihadapann dua pilihan yang lumayan berat ia tidak terlalu kesulitan dalam mengambil keputusan karna sudah tau cara bagaimana mempertimbangkan antara pilihan A dan pilihan B, bagaimana resiko saat mengambil kepuusan A dan meninggalkan yang B.

Singkatnya anak sudah tidak gugup, tidak galau- galauan saat dihadapkan dengan sebuah pilihan. Yaaaa mungkin galau tapi tidak sampai baper berhari hari :V. Contohnya ya seperti saat adanya penjurusan anak seringkali kita menjumpai anak-anak SMA yang galau karna mau masuk IPA atau IPS. Pengen santai kaya kakak kelas ips tapi kok kayaknya seru lihat kakak kelas ipa. Ga suka hitung-hitung duit yang bejibun, tapi juga ga suka ngitungin rumus kimia. Suka debat, tapi cita-cita juga mau jadi doker, waduhhhh bingung banget tuh...  

Terus caranya ngajarin anaknya gimana dong ?

Jangan khawatir bunda, berikut tips-tipsnya :

1. Jangan memberi pilihan yang terlalu banyak kepada anak.

Ingat bunda kita melatih anak-anak, jangan berikan ia terlalu banyak  pilihan karna nanti bukannya memecahkan suatu masalah tapi malah menambahkan masalah, anak jadi terbebani dan kepikiran karna menolak banyak hal. Kasih ia 2 pilihan  dan beri dia waktu untuk memilih pilihannya.

2. Biasakan dalam kegiatan sehari-hari.

Akan lebih mudah lagi melatih decision making anak jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menanyakan padanya hari ini mau membawa bekal semur ayam atau kue sus yang mana 2 makanan itu adalah makan kesukaannya. Atau saat membeli mainan, jangan langsung membelikannya 2 maianan bunda, beri dia pilihan mau robot atau lego ? beli hanya satu saja. Nanti satunya kita beli minggu depan tapi dengan syarat si adek harus baik dulu ya. baik dalam kategori apa ? misal baik dalam menjaga maianan-maianannya, ketika habis bermain langsung dibersihkan dan di kembalikan pada tempatnya.

3. Jelaskan padanya pro dan kontranya.

Dalam memberikan pilihan pada anak hendaknya kita sebagai orang tua membantunya dengan menjelaskan padanya apa pro dan kontra pilihan A dan pilihan B, dan akan lebih baik lagi jika kita menyarankan hal yang anak kita suka dalam mengambil keputusan.

Semoga bermanfaat^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun