Adanya penjurusan saat berda dalam tingkatan SMA tidak bsia dipungkiri sering kali membuat anak menjadi bingung. pengen santai kaya anak ips, tapi juga suka praktek yang ada di ipa, hayoloh gimana tuh ?.
Pentingnya kita sebagai orangtua untuk mengajari anak tentang responsible desicion making atau di Indonesia sendiri biasa di sebut dengan melatih anak dalam mengambil keputusan ini hendaknya dilatih sejak dini.
Decision making adalah hasil dari pemecahan suatu masalah, biasanya decision making ini adalah pemilihan keputusan atau kebijakan yang di dasarkan atas keriteria tertentu yang dihadapkan dengan dua pilihan atau bisa saja lebih.
Masih anak-anak juga kenapa harus belajar yang kaya gitu ? yang ngambil keputusan ya biar orangtua aja lah.
Oh no no no, Anak juga perlu meningkatkan kemampuan dicision makingnya bunda, harus dibiasakan dari kecil biar ketika sudah dewasa saat ia dihadapann dua pilihan yang lumayan berat ia tidak terlalu kesulitan dalam mengambil keputusan karna sudah tau cara bagaimana mempertimbangkan antara pilihan A dan pilihan B, bagaimana resiko saat mengambil kepuusan A dan meninggalkan yang B.
Singkatnya anak sudah tidak gugup, tidak galau- galauan saat dihadapkan dengan sebuah pilihan. Yaaaa mungkin galau tapi tidak sampai baper berhari hari :V. Contohnya ya seperti saat adanya penjurusan anak seringkali kita menjumpai anak-anak SMA yang galau karna mau masuk IPA atau IPS. Pengen santai kaya kakak kelas ips tapi kok kayaknya seru lihat kakak kelas ipa. Ga suka hitung-hitung duit yang bejibun, tapi juga ga suka ngitungin rumus kimia. Suka debat, tapi cita-cita juga mau jadi doker, waduhhhh bingung banget tuh... Â
Terus caranya ngajarin anaknya gimana dong ?
Jangan khawatir bunda, berikut tips-tipsnya :
1. Jangan memberi pilihan yang terlalu banyak kepada anak.
Ingat bunda kita melatih anak-anak, jangan berikan ia terlalu banyak  pilihan karna nanti bukannya memecahkan suatu masalah tapi malah menambahkan masalah, anak jadi terbebani dan kepikiran karna menolak banyak hal. Kasih ia 2 pilihan  dan beri dia waktu untuk memilih pilihannya.
2. Biasakan dalam kegiatan sehari-hari.