Mohon tunggu...
Gadis Shafira
Gadis Shafira Mohon Tunggu... Freelancer - live and learn

dont forget to live your life and learn the journey guys 💕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Ladang Mayat

8 Oktober 2017   09:59 Diperbarui: 8 Oktober 2017   13:28 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Body farm atau ladang mayat merupakan luasan yang digunakan untuk penelitian para ahli forensik yang terletak di texas state university. Pada lahan yang diklaim terluas di negaranya itu, body farm penuh dengan jajaran mayat per petak yang diteliti oleh peneliti hingga mahasiswa.

Per petak penelitian biasanya diisi beragam sample mayat tergantung tujuan pengadaan penelitian. Mayoritas peneliti dari keilmuwan forensic mengaku, banyak melakukan kerjasama dengan professor dan mahasiswa dari universitas di jurusan serupa semata mata untuk mengambl lebih banyak data pengamatan dan meminimalisir penggunaan mayat yang sekiranya tidak perlu diperbanyak.


Di ladang mayat, kita bisa menemukan berbagai perlakuan terhada mayat sampling. Mayat di lingkungan terbuka dengan atau tanpa busana, mayat di lingkup tertutup dengan atau tanpa busana, mayat dengan kronologi buatan penganiayaan dan insiden buang, mayat dalam genangan air dengan konsentrsasi atau zat genang tertentu, dan lain sebagainya.

Kesan pertama ketika memasuki ladang mayat akan menjadi kesan yang cukup menyentuh. Fakta bahwa kita, kehidupan kita, dan tubuh kita ternyata akan berakhir sedemikian rupa bila atau tanpa penguburan, menjadi hal yang patut jadi renungan bahwa kehidupan adalah hal terindah yang harus kita nikmati sebaik dan sebermafaat mungkin, setidaknya, mereka yang jadi objek berkalang tanah dan memiliki bau menyengat pun, bisa tetap memberi manfaat bagi yang masih hidup.

Mungkin masih menjadi hal tabu bagi masyarakat kita untuk mengeksplorasi mayat, dan fakta bahwa penelitian tentang kematian ini dilakukan dengan berbagai metode yang terlihat seperti ditelantarkan, menjadi salah satu alasan mengapa beberapa oknum tetap melihat ladang mayat dan aktifitas keilmuwan didalamnya dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu kesakralan dari kematian.

Namun jika kita mau membuka wawasan dan memilih untuk bersikap bijak, kematian pun, bukan menjadi akhir, melainkan menjadi awal bagi kita, untuk tetap mengabdi pada ilmu pengetahuan dari dimensi kehiduan yang berbeda, juga menjadi pilihan bagi para pendonor, untuk merasa tenang karena hingga akhir, mereka dapat membantu kehidupan orang yang membutuhkan.

So, apapun yang terjadi dan jadi sebuah pemahaman, yakinlah bahwa tidak ada hal yang menjadi sia sia selama kita masih bisa bersikap bijak dan mau tetap membuka wawasan untuk dunia yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun