Mohon tunggu...
Safira Ramadhani
Safira Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28

Pelajar XI Mipa 2 - Sman 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Rahasia Nara

21 November 2020   12:00 Diperbarui: 21 November 2020   12:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Katanya sih, jika pertemanan sudah terjalin lebih dari 5 tahun,dapat dipastikan itu adalah pertemanan sejati. Percaya atau tidak,tetapi seperti itulah yang dirasakan aku dan sahabatku,Nara. Kami sudah menjalin pertemanan sejak kelas 2 SD sampai sekarang kami duduk di kelas 1 SMA, ya benar, kami sudah berteman selama 8 tahun,waktu yang cukup lama,bukan.

Tidak ada alasan khusus bagiku untuk menjalin pertemanan yang lama dengannya. Nara orangnya simpel, gak banyak mau, dia juga terbuka dan apa adanya. Namun,akhir akhir ini seperti ada yang tidak beres dengan Nara, atau hanya perasaanku saja?

          Hari ini hari Kamis, aku rasa perasaanku tidak salah karena sejak hari Senin lalu, Nara selalu menolak pergi ke sekolah bersamaku tanpa alasan yang jelas. Terlebih lagi, aku sempat berpapasan dengan Nara di koridor sekolah dan mencoba menyapanya, namun, seperti tidak ada niatan dalam dirinya untuk membalas sapaanku, benar benar seperti orang yang tidak pernah ku kenal sebelumnya.

Aku sedang duduk terdiam di kursiku dan tiba tiba, "Acha, lo harus tau ini!!!" suara teman sebangkuku membuat aku terkejut dan spontan menjawab "harus tau apa?", "kelas sebelah lagi ada kasus, tuh, dan katanya pelakunya adalah sahabat lo", Aku menyengitkan dahi mendengar ucapan teman sebangkuku, "Hah? Nara maksud lo? Kenapa dia?", "jadi gini Cha, dari info yang gue dapet sih katanya Nara ketauan mencuri uang kas kelasnya yang mau dipake buat persiapan acara sekolah" . Aku langsung melotot tidak percaya mendengar berita tersebut, benar benar tidak habis pikir,bagaimana bisa Nara yang selama ini aku kenal baik dan terbuka, nekat melakukan hal sekeji itu. Aku pikir 8 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengenali pribadi seseorang.

          Keesokan harinya, aku mendapat kabar lagi bahwa Nara sudah 3 hari tidak pergi ke sekolah tanpa izin. " Ya Tuhan masalah apa lagi ini" gumamku. Sejujurnya aku sangat kecewa dengan Nara, namun, seperti ada bisikan dari diriku untuk tidak membenci Nara, karena aku tahu, Nara bukanlah anak nakal.

          1 minggu terlewati dan Nara masih belum kutemukan juga kabarnya. Aku membulatkan tekad mengunjungi rumahnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke rumah Nara dan "Akhirnya aku sampai juga". Aku berlari kecil untuk segera sampai ke gerbang rumah Nara. "HAH" Aku diam ternganga, jantungku berdegup kencang, betapa terkejutnya aku melihat tempat tinggal sahabatku sepi tak berpenghuni dengan sampah dedaunan yang berserakan.

"Cari Nara ya,Dek?" suara wanita paruh baya membuatku spontan menoleh, "oh iya Bu,kalau boleh tau Nara kemana ya?", "Ooh,Nara dan keluarganya sudah pindah ke rumah di seberang jalan sana, rumah yang ini sudah disita karena bulan lalu perusahaan ayahnya gulung tikar". Akhirnya aku mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Nara, tapiii,mengapa dia harus merahasiakan ini semua, bahkan ke sahabatnya sendiri,huft.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun