Mohon tunggu...
Safira NurOktavia
Safira NurOktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Chemical engineering student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN 15 Kolaboratif UNEJ Peduli Semeru: Final Monitoring Hasil Pemberian Makanan Tambahan MPASI

17 Februari 2022   21:12 Diperbarui: 17 Februari 2022   21:17 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada balita stunting yang ada di Desa Tambahrejo telah dilakukan oleh Tim Kesehatan KKN15 Universitas Jember selama 2 minggu terhitung sejak tanggal 2 Februari 2022. Makanan MPASI yang diberikan yaitu terbagi menjadi 2 yaitu makanan MPASI dengan rasa gurih dan makanan MPASI dengan rasa manis. Menu makanan yang diberikan yaitu sebagai berikut.

  • Menu MPASI Gurih : perkedel, nasi goreng sosis halus, bubur kentang, soup sosis sapi, bubur udang.
  • Menu MPASI Manis  : bubur alpukat, bubur jagung, pudding buah-buahan.

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu dilakukan selama 2 minggu dengan interval waktu yaitu setiap hari pada jam makan siang hingga jam makan sore. Pemberian MPASI ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita yang terkena stunting agar memiliki gizi yang cukup dan sesuai dengan standar. Parameter yang digunakan dalam final monitoring yaitu penambahan berat badan dan tinggi badan sebelum dilakukannya pemberian MPASI dan sesudah dilakukan pemberian MPASI oleh tim kesehatan KKN 15 Universitas Jember.

 Pelaksanaan final monitoring dilakukan dengan metode kualitatif yaitu secara door to door di setiap rumah sasaran balita stunting. Pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa, 15 februari 2022 pada pukul 04.00 WIB. Peralatan yang digunakan yaitu timbangan bayi dan pengukur berat badan untuk balita yang diperoleh dari fasilitas pondok kesehatan desa. Tambahrejo.

Dokpri
Dokpri

Berdasarkan hasil final monitoring, diperoleh data bahwa :

Dokpri
Dokpri

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa :

  • Penimbangan berat badan balita Ninin yang memiliki berat badan 7,2 kg dengan tinggi badan sebesar 70 cm. Setelah diberikan MPASI, balita mengalami kenaikan berat badan sebesar 7,9 kg dengan tinggi badan sebesar 71 cm.
  • Penimbangan berat badan balita Alfa yang memiliki berat badan 8,7 kg dengan tinggi badan sebesar 72 cm. Setelah diberikan MPASI, balita mengalami kenaikan berat badan sebesar 8,9 kg dengan tinggi badan sebesar 73 cm.
  • Penimbangan berat badan balita Nadznin yang memiliki berat badan 7,6 kg dengan tinggi badan sebesar 70 cm. Setelah diberikan MPASI, balita mengalami penurunan berat badan sebesar 7,4 kg dengan tinggi badan sebesar 70 cm. Hal ini disebabkan karena keluarga balita Nadznin mengalami sakit Batuk, Panas, dan Flu secara bergiliran sehingga mempengaruhi berat badan.
  • Penimbangan berat badan balita Adina yang memiliki berat badan 9,6 kg dengan tinggi badan sebesar 76 cm. Setelah diberikan MPASI, balita mengalami kenaikan berat badan sebesar 10 kg dengan tinggi badan sebesar 77,5 cm.
  • Penimbangan berat badan balita Adini yang memiliki berat badan 8,5 kg dengan tinggi badan sebesar 74,5 cm. Setelah diberikan MPASI, balita mengalami kenaikan berat badan sebesar 8,9 kg dengan tinggi badan sebesar 74.6 cm.

Berdasarkan pernyataan diatas, tingkat keberhasilan pemberian MPASI pada balita stunting yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena 4 dari 5 balita sudah mengalami peningkatan berat badan dan tinggi badan yang sudah sesuai dengan standar balita pada umumnya. Sehingga dapat meningkatkan kesempatan balita tersebut untuk keluar dari zona stunting.

Selain pemberian MPASI, Tim KKN 15 Universitas Jember juga memberikan edukasi berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada keluarga sasaran. PHBS tersebut berupa sanitasi, penggunaan masker yang benar, kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban, dan pola asuh yang baik kepada bayi. Hal ini diharapkan agar keluarga sasaran dapat menerapkan dan memiliki lingkungan yang sehat sehingga dapat terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan bayi mengalami stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun