Menyikapi Fenomena Inflasi: Tantangan Bagi Perekonomian di Era Modern
Setiap negara tentunya menghadapi permasalahan perekonomian yang akan berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian di negara tersebut. Salah satu jenis masalah perekonomian yang umum terjadi adalah inflasi.
Apa yang dimaksud dengan inflasi?
Secara umum inflasi merupakan proses naiknya harga dari suatu barang maupun jasa. Sedangkan menurut Bank Indonesia (BI) inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi adalah naiknya harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, percetakan uang, dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat (Putong, 2013).
Inflasi mempunyai peranan penting dalam menjaga kestabilan perekonomian suatu negara. Inflasi merupakan indikator untuk analisis pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kegiatan ekspor impor. Berbagai usaha pemerintah dilakukan baik dengan mengendalikan pergerakan inflasi dari sudut pandang moneter oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, maupun dari sudut pandang kebijakan disinflasi terkait adanya sisi produksi. Pemerintah juga dapat melakukan usaha dengan menekan laju kenaikan jumlah uang beredar, seperti pembatasan pemberian kredit dengan menaikkan suku bunga pinjaman.
Apabila suatu negara mengalami kelemahan perekonomian, maka Bank Indonesia akan mengambil tindakan berupa pelaksanaan kebijakan moneter secara ekspansif, yaitu dengan penurunan tingkat suku bunga. Inflasi yang tidak stabil dan tinggi adalah wujud dari adanya ketidakstabilan perekonomian yang berdampak pada makin tingginya harga barang dan jasa. Inflasi dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap fungsi uang, distorsi harga, serta meruntuhkan efisiensi dan investi produktif. Inflasi yang semakin tinggi pula akan  menyebabkan semakin banyaknya masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga akan menimbulkan terjadinya kemiskinan.
Jika dilihat dari sisi asal-usulnya, inflasi dibagi menjadi 2, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri ini biasanya terjadi karena terdapat tekanan dari variable makro dalam negeri, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang. Kemudian inflasi yang berasal dari luar negeri dapat dipengaruhi oleh adanya fenomena inflasi di negara lain yang memiliki hubungan erat, sehingga barang import akan semakin mahal. Dampak itulah yang akan secara langsung dapat menimbulkan indeks harga konsumen meningkat melalui kenaikan biaya produksi.
Lalu, apa saja menjadi faktor penyebab terjadinya inflasi?
Inflasi dapat terjadi karena banyak faktor. Setidaknya terdapat enam faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain adanya peningkatan permintaan yang melebihi kemampuan produksinya. Penyebab inflasi yang lainnya yaitu terdapat peningkatan dalam biaya produksi, meningkatnya uang beredar di masyarakat, dan adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Perilaku masyarakat yang sering memperkirakan atau dapat disebut sebagaia inflasi ekspektasi juga dapat menjadi faktor terjadinya inflasi, serta adanya peristiwa kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 yang mengacaukan ekonomi dan politik di Indonesia. Faktor itulah yang bisa mempengaruhi dan dapat saling menghubungkan satu dengan yang lain. Faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi sosial dan politik bagi masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya penyelesaian dan pemusnahan inflasi harus dilaksanakan secara terpadu serta komprehensif.
Apa dampak yang ditimbulkan di kehidupan sehari-hari dari adanya inflasi?