Sulis: "Jadi gini Kak, saya mau pinjam motor untuk siang hari nanti karena saya ada agenda kerja kelompok, apakah bisa ya?"
Ajeng: "Wah, kebetulan siang nanti saya ada kelas. Bagaimana kalau kamu bareng aku saja? Sekalian mampir ke warung dekat kampus, sepertinya minum es degan waktu siang hari begitu menyegarkan!"
Percakapan di atas memiliki makna bahwa Ajeng bersedia meminjamkan motornya kepada Sulis dengan cara menawarkan untuk berangkat bersama, akan tetapi Sulis harus membelikan Ajeng es degan saat siang hari nanti. Oleh karena itu, strategi-strategi dalam berkomunikasi perlu dipelajari oleh siapa saja sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik karena memahami konteks dan situasi ujaran.
Komunikasi juga dapat dikatakan berjalan dengan baik, apabila disampaikan menggunakan tindak tutur yang santun. Dalam kajian pragmatik, kesantunan tersebut terkandung dibalik tuturan. Perlu diketahui, bahasa yang baik adalah bahasa yang memperhatikan teks, koteks, dan konteks. Dengan begitu, tujuan tuturan dari penutur akan tersampaikan dengan baik kepada lawan tutur tanpa menyinggung perasaan kedua belah pihak karena adanya sikap menghargai dan menghormati.Â
Terdapat tiga macam tindak tutur, yaitu (1) tindak tutur lokusi (menyatakan); (2) tindak tutur ilokusi (menyampaikan tuturan dengan maksud tertentu); dan (3) tindak tutur perlokusi (menyatakan dengan maksud dan tujuan tertentu disertai tindakan). Daya perlokusi ini memberikan dampak positif kepada lawan tutur untuk melakukan sesuatu seperti apa yang kita maksud di dalam sebuah tuturan (adanya tindakan dari mitra tutur).
Dengan demikian, mempelajari pragmatik berarti belajar untuk memahami maksud yang terkandung dalam ujaran seseorang, baik penutur, lawan tutur, maupun partisipan dengan memperhatikan teks, koteks, dan konteks. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat perlu mengetahui dan mempelajari seluk-beluk dalam pragmatik.Â
Dengan begitu, kegiatan berkomunikasi akan berjalan jauh lebih baik karena telah mengetahui apa saja strategi-strategi yang ada di dalam pragmatik (penutur dan lawan tutur, tujuan tuturan, konteks tuturan, sarana tutur, dan mematuhi prinsip kerja sama). Kemudian, dengan mempelajari kelima strategi tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi penutur dan lawan tutur karena tujuan tuturan dapat tercapai tanpa menyinggung perasaan satu sama lain karena adanya sikap menghargai dan menghormati dalam kegiatan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari.
Surakarta, 13 Maret 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H