Prabowo-Gibran merupakan salah satu paslon Capres-Cawapres yang kerap menjadi sorotan di sosial media akhir-akhir ini. Terdapat beberapa hal yang dinilai cukup menarik dari keduanya, salah satunya yaitu terkait dengan chemistry mereka di berbagai kegiatan yang disorot oleh media.
Salah satu yang menjadi perbincangan adalah keserasian keduanya di program “13 Tahun Mata Najwa: Bergerak Bergerak Berdampak” yang tayang di channel Youtube Najwa Shihab pada 19 November 2023. Banyak masyarakat yang menilai bahwa paslon Prabowo-Gibran terlihat sangat serasi pada program ini, mulai dari warna pakaian yang seragam, hingga cara keduanya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Najwa.
Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak lain adalah seputar informasi pribadi keduanya, mulai dari makanan dan minuman favorit, hingga zodiak.
“Makanan favorit Pak Prabowo?”, tanya Najwa kepada Gibran.
“Nasi goreng, nasinya pakai beras Porang. Spesifik!”, jawab Gibran.
Prabowo kemudian mengonfirmasi hal tersebut dan membuat Najwa terkejut dan melanjutkan wawancaranya.
“Zodiak Pak Prabowo?”, tanya Najwa.
“Kami berdua lahirnya sama-sama Oktober, sih. Jadi, Libra”, jawab Gibran.
Prabowo pun kembali mengiyakan jawaban dari Gibran tersebut.
“Pak Prabowo, sebutkan satu nama anak mas Gibran!”, ucap Najwa.
“Jan Ethes Srinarendra”, jawab Prabowo.
Kemudian Najwa kembali bertanya pada Gibran.
“Pak Prabowo minum teh atau kopi? Berapa cangkir dalam sehari?”
“Kopi Hambalang, lebih dari 3 kali sehari”, jawab Gibran.
Prabowo kemudian kembali membenarkan jawaban Gibran tersebut, yaitu ia meminum kopi sebanyak 4 kali sehari.
Wawancara tersebut kemudian mengundang berbagai respon masyarakat. Satu di antaranya yaitu, pasangan nomor urut 2 ini dinilai membangun komunikasi tidak hanya seputar informasi politik, melainkan keduanya menjalin komunikasi interpersonal selayaknya teman sebaya, padahal perbedaan umur keduanya bisa dikatakan terlampau jauh.
Jika dilihat melalui kacamata teoretis, kedekatan Prabowo-Gibran tersebut dapat ditelaah melalui Social Penetration Theory atau teori penetrasi sosial yang oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor (1973) sebut sebagai konsep pengembangan hubungan interpersonal, dimana suatu hubungan dimulai dari pertukaraan informasi yang umum hingga informasi yang intim (privasi/khusus).
Social Penetration Theory (SPT) melihat sebuah hubungan berkembang melalui serangkaian tahap, dan setiap tahap ditandai dengan meningkatnya tingkat kedalaman hubungan dan pengungkapan diri dari komunikator. Altman dan Taylor (1973) menguraikan beberapa tahap kedalaman hubungan yang dihasilkan dari proses pengungkapan diri ini, yaitu orientasi, afektif eksplorasi, afektif, stabil, dan depenetrasi.
Berdasarkan Social Penetration Theory, hasil analisis wawancara pasangan Prabowo-Gibran pada program Mata Najwa yang telah disebutkan di atas menandakan bahwa keduanya telah sampai pada tahap afektif eksploratif, yaitu tahap dimana keduanya mulai mengeksplorasi informasi terkait dengan kesenangan masing-masing, seperti kesenangan akan makanan, hobi, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini, kita baru bisa menilai tahap perkembangan hubungan dari paslon Prabowo-Gibran sampai pada tahap ini saja. Namun sejauh ini, kedekatan Prabowo-Gibran menandakan bahwa hubungan keduanya tidak hanya sebatas hubungan atas kepentingan sebagai pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, melainkan juga selayaknya sahabat dan keluarga yang saling mengenal kesukaan dan hobi satu sama lain. Sehingganya, kita melihat bahwa dinamika politik yang terjadi saat ini bukan hanya menimbulkan persaingan, melainkan juga membawa kedekatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H