Di senja yang indah di sore itu,aku duduk di sebuah cafe di tepi pantai. Tatapanku jatuh pada hamparan pasir putih dan ombak yang saling bersahutan. Langit di sore itu dihiasi dengan warna jingga,menciptakan rasa tenang bagi siapapun yang melihatnya.Â
Ketika sedang menikmati ketenangan itu,netra ku terpaku pada seorang gadis kecil yang sedang berlari-lari di tepi pantai dengan tertawa girang,tanpa sadar sudut bibirku terangkat membentuk senyuman.
Tatapanku tak beralih sedikitpun darinya,sampai ketika seorang anak yang tampak lebih tua darinya mengajak gadis kecil itu untuk bermain bersama. Aku dapat mendengar mereka berkenalan,gadis kecil itu ternyata bernama Alisha,sedangkan anak yang lebih tua darinya bernama Namira.
Ketika mereka sedang membuat istana dari pasir, Namira mengusap matanya dengan tangannya yang kotor karena pasir, setelahnya Namira pun menangis karena merasa perih dimatanya. Ayah dan ibunya pun langsung menghampiri putrinya. Ayah Namira langsung menggendong dan mengusap punggung putrinya,sedangkan ibunya memarahi Alisha dan menyalahkannya.
"Kamu apain anak saya,kenapa matanya sampai memerah seperti itu?!!",marah ibu Namira yang bernama Lala.
Alisha yang dibentak seperti itu pun hanya menunduk takut,itu bukan salahnya.Aku yang melihat gadis kecil itu dibentak pun tak tega dan menghampirinya,aku merengkuh pundak yang bergetar itu dan menariknya mendekat ke arahku.Â
"Maaf ibu ini bukan salah dia,tadi saya lihat anak ibu mengusap matanya ketika bermain pasir,makanya matanya memerah dan perih",bela ku.
"Alasan!! Saya nggak percaya,itu pasti akal-akalan kamu saja!".
"Ya ampun Bu... buat apa saya bohong?",ujar ku masih berusaha untuk tenang.
Tak lama setelah itu,datanglah seorang pria tampan dengan tubuh tinggi tegap dan badan kekar berlari ke arah kami dan langsung menggendong gadis kecil yang sedari tadi masih setia menunduk ketakutan. Gadis kecil yang bernama Alisha itu membalas pelukannya tak kalah erat dari pria itu.
'Sepertinya pria tampan ini adalah kakaknya',ujar ku dalam hati.