Mohon tunggu...
Safira InayaGusti
Safira InayaGusti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

seorang perempuan yang mempunyai mimpi besar untuk menelusuri berbagai daerah dibelahan dunia~

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Potensi Bisnis "Menjadikan" Eceng Gondok Menjadi Barang Bernilai Jual dan Membuka Lapngan Usaha

26 Juni 2022   09:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   17:18 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Rowoboni -- Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang merupakan desa yang terletak diantara Kota Salatiga dan Ambarawa. Kondisi geografis Desa Rowoboni sangatlah cocok untuk perikanan dan persawahan dikarenakan letaknya yang dekat dengan Rawa Pening. Hal tersebut membuat mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani. 

Selain itu didalam Rawa Pening terdapat suatu tanaman yang sangat berpotensi menjadi barang bernilai jual yaitu tanaman eceng gondok. Itulah yang membuat kami sebagai Tim KKN UNNES GIAT 2022 tertarik untuk mengobservasi dan mewawancarai ibu Uswatun Chasanah selaku ketua pengrajin eceng gondok di Desa Rowoboni.

Uswatun Chasanah (39) seorang ibu rumah tangga yang mampu mengubah tanaman eceng gondok yang bernilai ekonomis menjadi barang  kreatif, fungsional dan bernilai tinggi. Ia mengubah tanaman yang katanya merusak ekosistem air menjadi aneka barang berupa tas, topi dan aneka kerajinan tangan lainnya.

"Selama ini para pengrajin eceng gondok seperti saya mengambil bahan baku kerajinan langsung dari Danau Rawa Pening yang berlokasi didekat rumah. Tetapi, setelah adanya pembersihan danau yang dilakukan oleh pemerintah, membuat jumlah pasokan bahan eceng gondok pun berkurang drastis. Hal itu tidak membuat kami tergiur membeli bahan baku dari luar kota, sehingga kami tetap memanfaatkan sisa eceng gondok yang ada di rawa pening dengan alasan mempertahankan kualitas seperti sebelumnya, walaupun dengan jumlah gulma yang terbatas" kata Uswatun (16/6/2022)

Dokpri
Dokpri

Hal itu dilakukan pemerintah guna mengembangkan potensi wisata air rawa pening di banyubiru. Padahal sejauh ini kerajinan eceng gondok sudah membantu warga desa rowoboni dalam mencari nafkah. Jika dikelola dengan baik akan banyak potensi yang dihasilkan seperti desa Rowoboni dapat berubah menjadi desa wisata kerajinan eceng gondok, hal itu nantinya dapat mendatangkan berbagai wisatawan mulai dari turis local hingga mancanegara.

Ia melihat bahwa tak ada sesuatu yang tidak bermanfaat/ sia-sia di dunia ini, termasuk tanaman eceng gondok yang selama ini dipandang sebagai salah satu hal penyebab kerusakan ekosistem kerusakan air serta menurun nya jumlah ikan di Danau Rawa Pening.

"Menurutnya penyebab mengapa eceng gondok dikatakan sebagai perusak ekosistem, karena akar dari eceng gondok yang tumbuh semakin panjang ke tanah sehingga menyebabkan adanya sedimentasi. Selain itu tanaman eceng gondok juga menyerap oksigen dalam air dan menutupi cahaya matahri ke air, sehingga ikan dan makhluk hidup lainnya terancam," Ujar Uswatun.

Dokpri
Dokpri

Uswatun melanjutkan, dalam menjalankan usaha kerajinan tangan dari eceng gondok ia dibantu oleh masyarakat sekitar yang ia beri pelatihan sebelumnya. Hasilnya, dengan pelatihan ini membuat masyarakat menyadari skill yang dimiliki dan potensi besar yang ada pada eceng gondok. Dalam sebulan, ia dan masyarakat pembuat kerajinan eceng gondok bisa memproduksi sekitar 30-50 buah kerajinan seperti tas, topi, tempat tissue, tikar dan keranjang parsel dengan kisaran harga Rp.25.000 -- Rp. 200.000 yang dijual secara pre-order atau online. "Pernah dalam sebulan bisa mendapatkan omzet 5 juta karena dipesan oleh orang Jakarta untuk dijual kembali" katanya.

Kerajinan eceng gondok ini merupakan salah satu pengembangan UMKM dan pelestarian eceng gondok disekitar Danau Rawa Pening yang bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan serta mengasah skills seni bagi warga Desa Rowoboni dan sekitarnya dengan dibantu oleh Uswatun dan Team.

Tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, dengan adanya kerajinan eceng gondok membuat uswatun diundang ke berbagai daerah untuk memberikan sosialisasi dan berbagai pelatihan, bahkan ada beberapa warga mancanegara yang ingin belajar membuat kerajinan dari eceng gondok sehingga menambah relasi pertemanan dan bisnis lewat kerajinan eceng gondok ini.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu akan bermanfaat jika dikelola dan diolah dengan baik, seperti contoh tanaman eceng gondok yang dianggap sebagai gulma dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai jual beli dan berkualitas serta membuka banyak lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka penggangguran yang ada di Desa Rowoboni sendiri.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun