Mohon tunggu...
Safira Hasanah
Safira Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Finish what you started

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Kreasikan Produk Sanitasi untuk Hewan Kesayangan

26 November 2021   22:45 Diperbarui: 26 November 2021   23:14 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sanitizer merupakan produk sanitasi yang direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan WHO (World Health Organization) sebagai pengganti sabun untuk membersihkan bagian tubuh tertentu, terutama bagian tubuh yang sering kontak langsung dengan berbagai benda-benda asing yang berpotensi menularkan mikroba patogen yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya penyakit. 

Penggunaan Alkohol sebagai bahan dasar pembuatan hand sanitizer telah umum digunakan, namun sayangnya penggunaan bahan sanitasi berbasis senyawa ini memiliki dampak buruk bila diaplikasikan pada hewan seperti menyebabkan telapak tangan anjing atau kucing menjadi lebih kering. 

Selain itu, Hand sanitizer dapat menyebabkan telapak kaki hewan menjadi lebih mudah pecah-pecah dan lebih mungkin terbakar ketika mereka sedang berjalan-jalan di luar rumah. Penting juga dicatat bahwa jika anjing atau kucing Anda tidak sengaja menelan hand sanitizer, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil tetap saja dapat berisiko mengalami keracunan etil alkohol.

Atas dasar tersebut, Kami dari Kelompok Mahasiswa yang terlibat dalam Program Inovasi Produk Mahasiswa dibawah naungan UPT Kewirausahaan Universitas Syiah Kuala telah menghadirkan solusi atas permasalahan yang ada. Melalui produk sanisasi kami yang bernama “A-Pet-Tizer”.
(A Sanitizer For Your Pet)

Produk sanitasi yang ramah bagi hewan peliharaan dapat dikatakan masih jarang ditemukan, khususnya di lingkungan Universitas Syiah Kuala dan kalangan pet lovers di Banda Aceh. Adapun hand sanitizer yang banyak dijual dipasaran, diketahui mengandung alkohol yang cukup tinggi. Kandungan alkohol ini jika terlalu sering kontak dengan kulit berimbas pada kulit yang menjadi kering dan kasar. Tidak hanya itu, sanitizer beralkohol yang jika disalah aplikasikan pada hewan, justru berpotensi terjilat dan membahayakan kesehatan hewan tersebut.

A Pet Tizer merupakan sanitasi untuk hewan kesayangan  dengan Kitosan Sebagai Pengganti Alkohol, ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basiliscum) Serta ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)  Menggunakan Kemasan Eco Friendly" mengupayakan untuk menjawab kebutuhan para pecinta hewan kesayangan akan kebutuhan sanitizer yang benar-benar aman digunakan. Standar keamanan yang ditargetkan bukan sekedar aman bagi manusia, namun juga aman untuk diaplikasikan pada hewan peliharaan, termasuk aman bila dijilat oleh hewan.

dsc-0527-jpg-61a1073562a70437bd006db2.jpg
dsc-0527-jpg-61a1073562a70437bd006db2.jpg

Kelompok yang diketuai oleh Safira Hasanah (Pendidikan Dokter Hewan 2020), dan beranggotakan Zayyan Nabilah Hanun (Pendidikan Dokter Hewan 2020), Irfan Saputra (Pendidikan Dokter Hewan 2020), Alma Chania Shugra (Pendidikan Dokter Hewan 2020), Syah Run (Pendidikan Dokter Hewan 2020), dan Siska Pratiwi (Pendidikan Dokter Hewan 2019) berupaya untuk menghadirkan produk sanitizer yang aman dan ramah lingkungan. Slogan produk ini ialah "A-Pet Tizer, a sanitizer for your pet ".

Kelompok mahasiswa ini menggunakan kitosan sebagai pengganti alkohol. Kitosan merupakan senyawa turunan kitin yang dapat berasal dari cangkang hewan. Kitosan merupakan turunan dari kitin dengan rumus N-asetil-D-glukosamin, merupakan polimer kationik yang mempunyai jumlah monomer sekitar 2000-3000 monomer. 

Kitosan tidak bersifat toksik, Kitosan dapat berinteraksi dengan bahan-bahan yang bermuatan seperti protein, polisakarida anionik, asam lemak, asam empedu, dan fosfolipid. Potensi kitosan sebagai antibakteri didasarkan pada interaksi awal antara kitosan dan bakteri yang bersifat elektrostatik. Kitosan memiliki gugus fungsional amina (-NH2) yang bermuatan positif sangat kuat, sehingga dapat berikatan dengan dinding sel bakteri yang relatif bermuatan negatif. Ikatan ini mungkin terjadi pada situs elektronegatif di permukaan dinding sel bakteri. 

Selain itu (-NH2) juga memiliki pasangan elektron bebas sehingga gugus ini dapat menarik mineral Ca2 + yang terdapat pada dinding sel bakteri dengan membentuk ikatan kovalen koordinasi (Sari 2008)  Selain itu, kelompok ini juga mengkombinasikan kitosan dengan ekstrak daun kemangi dan jeruk nipis. Ekstrak tersebut tidak hanya berfungsi untuk memunculkan wewangian yang aromatis, namun juga secara klinis kedua ekstrak tanaman ini memiliki daya hambat terhadap mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Dalam kegiatan produksi sanitizer ini, digunakan kemasan yang eco friendly dengan botol kaca yang bersifat reuseable .

Produk yang telah dibuat kemudiam di uji coba secara laboratorium. Tujuannya ialah untuk menguji efektivitas hand sanitizer ini dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme terutama bakteri dan jamur. Pengujian dilakukan di Fundament Lab Sains, Banda Aceh dan terbukti sensitif atau mampu menghambat bakteri Staphylococcus aureus , Escherechia coli , dan jamur Candida albican.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun