Projek willow atau disebut willow project adalah projek kegiatan Perusahaan Kilang Minyak Amerika Serikat Conocophillips yang melakukan kegiatan pengeboran minyak dan gas berskala besar. Kegiatan ini berlokasi di wilayah National Petroleum Reverse atau Lereng Utara Alaska, Amerika Serikat, detail lokasi ini bertempat di sebidang tanah public federal atau disebut sebagai tempat Cadangan Minyak Nasional di Alaska (NPRA). Wilayah ini mempunyai lahan sebesar 23 juta hektar dan merupakan satu satunya tanah public terbesar di Amerika yang awalnya merupakan tempat cadangan minyak Angkatan laut no.4 pada tahun 1923 oleh Presiden Warren Harding. Projek tersebut dapat menghasilkan minyak hingga 180.000 barel per hari dengan total 576 juta barel selama 30 tahun dari produksi minyak NPRA.
Pada 13 Maret 2023 lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebutkan bahwa telah menyetujui projek willow. Pemberitahuan tersebut membuat pro dan kontra dikalangan pemerintahan dan warga. Karena pada kampanye presiden Amerika Serikat tahun 2020 lalu, Joe Biden Menjanjikan bahwa ia tidak akan menyetujui kegiatan pengeboran gas dan minyak baru dilahan publik.
Seperti yang kita ketahui ConocoPhillip mendapatkan kontrak pertama mereka sejak tahun 1999, dan pada dasarnya ConocoPhillips memiliki hak hukum untuk mengembangkannya. Karena itu, Biden tidak ingin menantang hak tersebut di pengadilan dan melakukan gugatan hukum yang didanai pembayar pajak  multi miliar dolar untuk melihat projek disetujui. Akan tetapi, Biden memutuskan untuk memperkecil kawasan projek dan memberlakukan pembatasan tambahan pada pengeboran minyak yang ada di tempat lain di NPRA. Dan untuk pengerjaan projek willow ini menghabiskan dana antara Rp177 Triliun sanpai Rp147 Triliun.
Karena projek tersebut telah disetujui, projek ini menyebabkan perdebatan yang didalamnya terdapat pro dan kontra. Ada beberapa tokoh yang mensetujui kegiatan ini seperti Senator Lisa Murkowski, Senator Dan Sullivian, Perwakilan Demokrat Mary Peltola, beberapa serikat pekerja, beberapa komunitas adat, serta perusahaan daerah lereng artik.
Alasan mereka untuk mendukung projek ini adalah
- Projek willow sangat menguntungkan di bidang ekonomi, dari analisis fiscal oleh negara bagian Alaska menyimpulkan projek tersebut dapat menghasilkan lebih dari 74 Triliun untuk Alaska, Â 14 Triliun untuk lereng utara borough, dan 59 Triliun untuk komunitas lokal yang paling terkena dampak projek willow sepanjang tahun.
- Menurut Biro Pengelolaan  Lahan, projek willow akan menghasilkan 2.500 pekerjaan dan 252 Triliun untuk pendapatan pajak federal Angkatan laut dengan undang-undang produksi cadangan minyak bumi yang menyatakan bahwa 50 persen dari pendapatan harus didistribusikan ke Negara Bagian Alaska.
- Untuk mengurangi ketergantungan pada minyak asing terutapa dari negara otoriter seperti Negara Rusia dan Saudi Arabia
Sedangkan yang menentang projek ini adalah Sebagian besar dari Organisasi dan aktivis lingkungan serta beberapa komunitas adat termasuk komunitas adat Desa Nuksu.
Argument kontra yang umum dibicarakan yaitu tentang organisasi lingkungan dan iklim yang menyebutkan projek willow seperti bom karbon yang ketika semua minyak di ekstrak, digunakan dan dibakar akan menghasilakn 239 juta metrik ton dari CO2 selama 30 tahun. Dan pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa menjalankan projek willow akan hanya meningkatkan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan tetap berpegang teguh pada lebih banyak emisi karbon yang seharusnya kita mengurangi emisi karbon tersebut.
Selain itu terdapat efek kumulatif projek pada kehidupan, social budaya, dan Kesehatan masyarakat mungkin akan sangat dirugikan dan ditanggung secara tidak adil oleh populasi dari Nuiqut, Utqiagvik, Anaktuvuk Pass, Atqasuk, Point Lay, dan Wainwright. Efek ini di jelaskan dalam bagian 3.20.15, Cumulative Impacts to Environmental Justice, dari tambahan akhir EIS dan akan bersifat jangka panjang dan intensitas tinggi.
Dampak negatif yang akan dirasakan juga berupa :
- Kelangkaan makanan di wilayah daerah pengeboran minyak dilaksanakan
- Polusi udara dan polusi air
- Memburuknya kondisi kesehatan masyarakat seperti cemas, stress dan depresi
- Potensi pencairan permafrost
- Potensi kebocoran minyak serta gas yang akan merusak area sensitif wilayah secara ekologis
BLM (2018) mengakui bahwa dampak ini telah dirasakan dengan menyatakan kutipan modernisasi dan perkembangan yang cepat serta berbagai kondisi stress, termasuk berubahnya pola makan, tempat tinggal, dan budaya yang signifikan.
Keseluruhan efek tersebut pada subsisten dan sistem sosial budaya sangat merugikan dan secara tidak adil ditanggung oleh populasi baru. Kekhawatiran lain termasuk potensi dampak negatif pada satwa liar seperti karibu (rusa kutub di Amerika) dan burung yang bermigrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H