Menurut Boserup, E. Pembangunan yaitu suatu upaya terencana untuk merubah wilayah dan masyarakat menuju keadaan lebih baik. Sedangkan menurut tinjauan ilmu sosial, pembangunan diartikan perubahan masyarakat yang berlangsung secara terus menerus sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Paradigma pembangunan yang menekankan pada pembangunan ekonomi mulai ditinggalkan karena tidak bisa menjawab masalah sosial seperti kemiskinan, kejahatan, dan keterbelakangan.Â
Paradigma pembangunan mulai bergeser ke arah pendekatan masyarakat yang sebelumnya sebagai objek pembangunan, dan pada saat ini menjadi subjek pembangunan. Paradigma tbaru ini berbasis komunitas dengan memberikan tempat utama bagi prakarsa, keaneka ragaman lokal dan kearifan lokal.Â
Keunggulan pembangunan berbasis lokal mengarah pada perkembangan yaitu kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi dalam proses pembangunan, konsep teknologi yang tepat, indigenous technology, indigenous knowledge dan indigenous institutions sebagai akibat kegagalan konsep transfer teknologi, Ketentuan masyarakat dunia tentang hak asasi, keadilan dan kepastian huku, dalam proses pembangunan, konsep pembangunan berkelanjutan yakni suatu alternatif paradigma pembangunan, lembaga swadaya masyarakat serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendekatan pengembangan masyarakat dalam praksis pembangunan.
Pembangunan berbasis lokal mewujudkan masyarakat berdaya dan bebudaya. Kebudayaan memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan. Membudayakan masyarakat yaitu meningkatkan harkat dan martabat masyarakat dalam kondisi tidak mampu seperti kemiskinan, kebodohan, dan tidak sehat.Â
Model pemberdayaan yang sering dilakukan yaitu menggeneralisasi pemberdayaan masyarakat secara nasional. yang berakhir masyarakat tidak menghiraukan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Selain pembangunan yang sudah dilaksanakan tidak dimanfaatkan dengan baik, generalisasi ini mereduksi kebudayaan lokal yang dapat menjadi modal sosial pembangunan.
Keberhasilan pemberdayaan bukan haya secara administrasi yang sesuaideng petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, tetapi lebih kepada subtantif yang artinya kegiatan tersebut bisa bertahan lama setelah selesai proyek atau tidak.Pemberdayaan akan berhasil apabila kegiatan dapat berkembang dan dapat dicontoh oleh masyarakat.
Pembangunan yang berbasis lokal meletakkan posisi masyarakat sebagai aktor atau manager pembangunan dan hanya sedikit melibatkan intervensi pihak lain seprti LSM maupun pemerintah.
Sumbangan pembangunan berbasis masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan seperti meningkatkan kapasitas lokal dengan melakukan program pelatihan atau transfer teknologi, program pemeliharaan fasilitas umum termasuk pemeliharaan prasarana jaringan air minum pedesaan, dan masyarakat dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah mengenai program-program apa yang dibutuhkan dan bersifat krusial bagi masyarakat lokal.
Menurut Lovel, S. T., dan Taylor, J. R., karakteristik prasarana menentukan kondisi dan kinerja prasarana untuk mendukung aktifitas kehidupan masyarakat. Masyarakat pada akhirnya ikut berperan serta dalam memelihara dan mengelola prasarana yang telah dibangun jika masyarakat dapat memanfaatkan secara langsung prasarana yang berhubungan dengan kinerja. Â
Untuk melihat sejauh mana peran pertisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan bersama untuk mengukur efektifitas dari partisipasinya sendiri. Menurut Drucker efektifitas adalah suatu tingkatan yang sesuai dengan keluaran empiris suatu sistem dan keluaran (output) yang diharapkan.
Kecenderungan pembangunan yang bersifat nasional telah mebuat salah satu prasarat  utama, yaitu perlunya partisipasi masyarakat. Kemauan pemerintah dalam memahami pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan suatu langkah maju, tetapi dalam lapangan masih banyak ditemukan permasalahan maupun hambatan yaitu belum dipahami makna yang sebenarnya dari konsep partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksana pembangunan, reaksi balik yang datang dari masyarakat sebagai akibat dari berlakunya pembangunan sebagai ideologi baru.Â
Kesimpulan dari dua hambatan di atas yaitu partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu kerjasama antara masyarakat dalam pembangunan yaitu kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai pembangunan, mengembangkan dan melembagakan partisipasi rakyat dalam pembangunan yang diciptakan suatu perubahan dalam persepsi pemerintah terhadap pembangunan, membangkitkan partisipasi rakyat dalam pembangunan diperlukannya sikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap kritik, pikiran alternatif yang muncul dalam masyarakat sebagai akibat dari dinamika pembangunan itu sendiri karena kritik dan pemikiran alternatif itu sendiri merupakan suatu upaya perbaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H