Hidup Harus Terus Berjalan
Hujan rintik-rintik membasahi wajah Rara. Ia duduk termenung di teras rumah, menatap jalanan yang mulai sepi. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basah yang menenangkan, tapi tidak cukup untuk meredakan gelisah di hatinya.
Beberapa hari yang lalu, Rara baru saja kehilangan pekerjaan. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan dan terpaksa melakukan PHK besar-besaran. Rara adalah salah satu karyawan yang harus menerima kenyataan pahit itu.
"Kenapa sih, hidup kok bisa segini rumitnya?" gumam Rara pada dirinya sendiri.
Rasa kecewa dan putus asa memenuhi pikirannya. Rara merasa masa depannya gelap gulita. Ia tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana cara melanjutkan hidup.
"Ra, kamu kenapa, Nak?" tanya Ibu Rara, yang baru saja keluar dari dapur.
Rara menggeleng lemah. Ia tidak ingin membebani ibunya dengan masalahnya.
"Tidak apa-apa, Bu. Cuma lagi banyak pikiran saja," jawab Rara.
Ibunya menghela napas panjang. Ia tahu betul apa yang sedang dirasakan oleh anaknya.
"Nak, hidup itu seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Yang penting kita harus tetap kuat dan terus berusaha," kata Ibu Rara sambil mengelus rambut Rara.
Rara hanya bisa mengangguk. Kata-kata ibunya memang benar, tapi saat ini ia merasa sangat sulit untuk bangkit.
Beberapa hari kemudian, Rara mencoba mencari pekerjaan baru. Ia mengirimkan banyak lamaran, tapi belum ada satupun yang memberikan respon positif. Kegagalan demi kegagalan membuatnya semakin putus asa.
"Aku sudah berusaha sekuat tenaga, Bu. Tapi kenapa semuanya jadi begini?" tanya Rara pada ibunya dengan nada sedih.
Ibunya memeluk Rara erat. "Nak, ingatlah bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Jangan pernah menyerah, ya."
Mendengar kata-kata ibunya, Rara mencoba untuk lebih optimis. Ia mulai mengikuti berbagai kursus dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya. Ia juga aktif mencari informasi tentang lowongan pekerjaan melalui internet dan media sosial.
Suatu hari, Rara mendapat panggilan telepon dari sebuah perusahaan. Ia diminta untuk datang ke kantor untuk mengikuti wawancara kerja. Rara sangat senang dan berharap kali ini ia bisa mendapatkan pekerjaan.
Pada hari wawancara, Rara berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ia menjawab semua pertanyaan dengan percaya diri. Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya Rara mendapat kabar baik. Ia diterima bekerja di perusahaan tersebut.
Rara merasa sangat bersyukur. Ia akhirnya bisa bangkit dari keterpurukan. Pekerjaan barunya ini tidak hanya memberikannya penghasilan, tetapi juga kesempatan untuk mengembangkan diri dan meraih mimpinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H