Kesalahan berbahasa tataran semantik merupakan kesalahan yang berkaitan dengan makna, sehingga dapat memengaruhi makna kalimat atau tuturan yang ingin disampaikan. Ada beberapa jenis kesalahan semantik, yaitu: (1) makna ganda, (2) pilihan kata yang tidak tepat, (3) ambiguitas, dan (4) koreksi berlebihan.
Contoh Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Semantik
Masalah dalam kesalahan berbahasa ragam tulisan pada tataran semantik seperti yang telah dijelaskan di atas, terdiri atas: (1) pleonasme (2) pemilihan kata yang tidak tepat, (3) Ambiguitas, (4) Hiperkorek. Berikut beberapa contoh kesalahan berbahasa dalam tataran semantik antara lain:
1. Pleonasme
Contoh kalimat "Ada juga ayam yang sering dipertandingkan oleh remaja seperti adu lawan ayam jantan".
Kalimat tersebut mengandung kesalahan semantik berupa pleonasme. Hal ini terlihat dari adanya dua istilah yang memiliki makna sama, sehingga tidak menambah informasi dalam kalimat. Akibatnya, terjadi pemborosan bahasa yang tidak efektif dalam penyampaian makna.
2. Pemilihan kata yang tidak tepat
Kesalahan semantik akibat pemilihan kata yang tidak tepat dapat berwujud penggunaan kata-kata yang mirip makna ataupun penggunaan kata-kata yang dipaksakan, sehingga makna yang ingin disampaikan menjadi rusak. Berikut contoh kesalahan pemilihan kata yang tidak tepat
Contoh kalimat "Rekapitulasi total PDP Covid-19 Jember, 01-04 Maret 2020",
Penggunaan kata "rekapitulasi" dalam kalimat tersebut kurang tepat. Kata yang lebih tepat untuk digunakan adalah "rekapitulasi" atau "ikhtisar". Penggunaan kata-kata yang mirip seperti "rekapitulisasi" dapat menimbulkan kerancuan makna dalam kalimat.
Rekapitulasi memiliki arti ringkasan, sedangkan rekapitulasi adalah perubahan total. Penggunaan kata rekapitulasi dalam kalimat tersebut tidak tepat karena dapat menimbulkan kesalahpahaman makna. Kata yang tepat untuk digunakan adalah rekapitulasi yang berarti perubahan total. Berikut adalah perubahan kalimatnya: