Mohon tunggu...
Safira Fauziah
Safira Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

all must past.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hilangnya Etika Bersosial Media

12 Juli 2021   16:30 Diperbarui: 12 Juli 2021   16:48 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin kesini, teknologi semakin berkembang. Entah itu dalam bidang pendidikan, maupun komunikasi. Khususnya media sosial, wadah untuk bercakap-cakap dengan khalayak umum. Hal ini membuat kemudahan dalam mengakses informasi dan menambah relasi. Selain itu, tentunya menjadikan internet sebagai bagian terpenting dalam kehidupan. Namun, hal ini juga memberikan dampak negatif yaitu krisis etika dalam bersosial media. Tampaknya, aturan dalam bersosial media sudah tidak dikenal. Memang terdapat kebebasan dalam mengakses nya, tapi seharusnya tetap memiliki etika.

Media Sosial 

Media sosial adalah sarana untuk berkomunikasi secara online, dimana banyak orang dapat mencari informasi dengan mudah, dan berbagi informasi dalam keadaan jarak jauh. Selain itu, media sosial menyediakan wadah untuk betukar pendapat, diskusi, dan sarana berinterkasi.  Media sosial menjadi suatu kebutuhan penting yang semakin hari semakin meningkat.

Menurut data we are social-Hootsuite, Januari 2021 ini jumlah pengguna internet di Indonesia naik 73,7 persen dari populasi Indonesia yang 274,9 juta atau menembus 202,6 juta pengguna. Setahun terakhir, terjadi penambahan 27 juta pengguna. Begitu pula dengan waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet ikut meningkat, dari 7 jam 59 menit menjadi 8 jam 52 menit. (Kontan.co.id -- 4 Juli 2021).

Data tersebut menunjukkan bahwa media sosial merupakan aspek terpenting dalam kehidupan. Bahkan media sosial yang digunakan tidak mengenal usia, baik dari kalangan anakanak maupun lansia. Dengan demikian, pengawasan dari orang dewasa sangat dibutuhkan. Karena banyak ditemukan anak-anak melakukan hal yang tidak seharusnya. Sepeti menonton video yang tidak bermanfaat, bermain game tanpa mengenal waktu, dan memberikan hate komen. Hal ini tentu berdampak buruk terhadap kehidupan yang akan mendatang. 

Etika Bersosial Media 

Pada dasarnya, etika merupakan tatanan hidup yang harus dipatuhi dalam semua aspek kehidupan, baik dalam kehidupan dunia nyata maupun dunia maya. Tapi pada kenyataannya etika ini ditinggalkan. Berkembangnnya teknologi tidak di iringi dengan beretika. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah membagikan atau menuliskan komentar dengan mengujar kebencian, mencaci maki, dan cyber bullying. Karena pada dasarnya, perbedaan dalam satu golongan atau tidak sama dengan kebanyakan orang dapat menimbukan konlfik.  

Perusahaan start-up Microsoft melakukan riset mengenai tingkat kesopanan digital saat berkomunikasi di dunia maya. Ternyata, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara sebagai negara yang tidak sopan. Selain itu, dalam laporan 'Digital Civility Index (DCI)', Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei untuk tingkat kesopanan, sekaligus menjadi yang terendah di Asia Tenggara. Laporan tersebut berasal dari survei yang diikuti oleh 16.000 responden di 32 negara. Riset tersebut mengambil skala dari nol hingga 100. Sistemnya adalah jika skor semakin tinggi, maka semakin rendah kesopanan daring di negara tersebut. Skor kesopanan daring di Indonesia sendiri naik delapan poin, dari 67 pada tahun 2019 menjadi 76 pada tahun 2020. (CNN Indonesia -- 25 Februari 2021).

Dari data tersebut menunjukan bahwa Indonesia sedang darurat etika bersosial media. Hal ini tentu dapat berdampak buruk pada kehidupan sekarang dan nanti. Karena sering kali kita menemukan korban atas kurangnya etika membuat menjadi drop mental. Maka dari itu, berpikir sebelum berkomentar,perlu dilakukan supaya tidak merugikan pihak lain dan diri sendiri. 

Hal ini perlu kita sadari secara bersama, karena pada hakikatnya manusia memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Sebagai pengguna media sosial yang cerdas, kita dapat melakukan kebiasaan yang baik dengan menyebarkan hal-hal yang berguna di media sosial. Etika dalam bertutur kata yang baik, juga perlu kita biasakan dalam kehidupan dunia nyata ataupun dunia maya. Karena hal tersebut dapat berpengaruh besar bagi diri kita dan pengguna media sosial lainnya. Hal ini tentu dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak serta membuat media sosial menjadi lingkungan yang aman serta nyaman untuk setiap penggunanya. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun