Kampung Cikoneng yang berada di Kecamatan Cisarua, Kab. Bogor adalah salah satu perkampungan yang berlokasi di dataran tinggi dengan ketinggian diatas 1000 mdpl. Hal ini membuat Kampung Cikoneng mayoritas dikelilingi oleh komoditas teh dan kopi. Lalu, hasil wawancara dengan masyarakat sekitar menyatakan bahwa hasil samping atau sampah organik yang diperoleh dari perkebunan teh adalah 4% dari total keseluruhan hasil panen.Â
Tentunya jumlah tersebut cukup besar apabila hasil panen yang diperoleh juga besar. Sampah organik yang diperoleh biasanya hanya dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan sehingga hanya menjadi sampah. Sumber sampah organik yang ada di daerah ini bukan hanya dari kebun teh saja, akan tetapi kebun kopi milik Kelompok Tani Cikoneng Lestari juga menghasilkan sampah. Hal tersebut diperparah dengan kondisi masyarakat yang masih belum bisa memanfaatkan sampah organik sehingga sampahnya hanya menumpuk saja.
Masalah yang ada di daerah tersebut dapat dibantu untuk diatasi dengan adanya pencerdasan terkait pentingnya pemanfaatan sampah melalui edukasi dan sosialisasi serta praktik secara langsung. Mahasiswa kelompok KKN-T Inovasi IPB University Desa Tugu Utara berusaha membantu dengan membuat program kerja SABIO: Sosialisasi Aplikasi Biopori dan Cara Penggunaannya. Program kerja tersebut mengharapkan output yang diterima masyarakat Kampung Cikoneng berupa pupuk organik dan dapat bermanfaat secara berkelanjutan apabila diterapkan dengan baik oleh masyarakat. Program ini diusung guna memberdayakan masyarakat untuk selalu memanfaatkan sampah.
Pak Maman, selaku Ketua RT yang sekaligus menjabat sebagai ketua Kelompok Tani Cikoneng Lestari menyatakan antusiasnya dalam melaksanakan kegiatan ini, "kegiatan pemanfaatan sampah masih belum ada di daerah ini sehingga hal ini tentunya dapat menjadi hal baru yang dapat diterapkan pada seluruh masyarakat di kampung ini". Terlebih lagi, ia menuturkan bahwa pupuk organik yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan untuk tumbuhan di pekarangan rumah ataupun di kebun kopi milik masyarakat setempat.
Program yang berfokus pada pemanfaatan sampah organik ini dilaksanakan dengan beberapa bentuk kegiatan. Masyarakat terlebih dahulu diberikan edukasi dan sosialisasi terkait sampah organik. Setelah itu, masyarakat diberikan pemahaman terkait biopori, mulai dari pemahaman hingga proses penanaman biopori. Dalam pelaksanaannya, turut hadir juga masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Cikoneng Lestari serta perwakilan RT dan masyarakat lainnya
Edukasi yang diberikan kepada masyarakat selanjutnya dilakukan praktik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait penerapan biopori. Bekerjasama dengan SDN Cikoneng, kelompok KKN-T Inovasi IPB University membuat komplek biopori yang berlokasi di belakang sekolah dengan ukuran 12x2 meter. Biopori yang berhasil ditanam yaitu sebanyak 27 Biopori. Nantinya, di komplek biopori tersebut juga akan ditanami beberapa tumbuhan yang dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat seperti cabai dan tomat.
Tidak cukup sampai disitu, Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University juga memberikan bantuan kepada Kelompok Tani Cikoneng Lestari berupa paralon biopori sebanyak 30 buah. Harapannya paralon biopori yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Cikoneng dan dapat meningkatkan pemahaman mereka terkait biopori melalui praktik secara langsung. "Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan bioporinya. Harapannya biopori ini dapat ditanam oleh warga disini yang memiliki lahan kosong atau pekarangan rumah" tutur Pak Maman.
Untuk meningkatkan minat pemeliharaan biopori, Tim KKN-T Inovasi IPB University juga memberikan bantuan berupa bibit tanaman yang dapat ditanam di rumah. Dengan adanya bibit ini, diharapkan masyarakat dapat tetap merawat biopori dan menggunakan biopori tersebut untuk pembuatan pupuk bagi tanaman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H