Mohon tunggu...
Safira AqshaMunima
Safira AqshaMunima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa di iai tazkia bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Redupnya Minat Pemuda Melayu Terhadap Lagu-Lagu Melayu

24 November 2023   18:54 Diperbarui: 24 November 2023   19:30 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Seperti di Malaysia, banyak pemudanya yang bukan hanya suka mendengarkan saja tetapi juga sudah banyak yang suka menyanyikan lagu-lagu melayu. Padahal jika dibilang, Indonesia memiliki daerah Melayu yang cukup banyak. Tetapi di tiap-tiap daerah tersebut, masih banyak oemuda-pemuda yang malu mempertunjukkan kesenian-kesenian melayu.

Musik-musik melayu banyak memiliki pesan-pesan tersirat didalamnya. Banyak juga nasihat-nasihat tentang kehidupan. Yang apabila di amati dengan baik, banyak pelajaran yang bisa kita ambil didalamnya. Bukan hanya masalah percintaan saja, tetapi juga permasalahan-permasalahan hidup lainnya.


Musik melayu juga suka membahas tentang adab-adab. Paling sering adalah adab anak terhadap yang lebih tua. Yang dizaman sekarang banyak pemuda-pemuda yang semakin kurang memperhatikan adabnya terhadap orang yang lebih tua darinya. Lemahnya adab inilah yang membuat sumber daya manusia di Indonesia juga menjadi lemah.

Boleh jadi, menurunnya minat generasi muda terhadap musik tradisional terjadi seiring dengan maraknya globalisasi dan modernisasi yang berlangsung di Indonesia. Globalisasi sendiri adalah suatu proses mendunia dengan membawa nilai-nilai global. Itu artinya, akan mempermudah jalannya unsur-unsur budaya luar untuk masuk di Indonesia.

Sementara itu, modernisasi merupakan proses transformasi perubahan menuju kemajuan atau dengan kata lain terjadinya peningkatan kehidupan masyarakat (Rosana, 2011). Peningkatan kehidupan di sini diartikan sebagai perubahan pola pikir masyarakat yang dahulu tradisional menjadi lebih modern.


Apabila dilihat dari satu sisi, baik globalisasi maupun modernisasi tentu merupakan hal yang baik bagi Indonesia mengingat negara kita juga tak boleh tertinggal zaman. Akan tetapi, mudahnya unsur budaya luar masuk ke Indonesia justru menjadi dilema bagi masyarakat. Dengan globalisasi, masyarakat terus disuguhi oleh berbagai budaya luar hingga terkadang lupa dengan budaya milik sendiri. Terlalu banyaknya budaya luar yang masuk, tentu membuat mereka bingung harus memilih dan mengadopsi budaya yang mana.

Lain halnya dalam konteks musik, globalisasi dan modernisasi memang berperan dalam berkembangnya musik di Indonesia. Namun, pada saat yang sama musik-musik dari luar negeri dengan mudahnya masuk ke Indonesia dan diterima begitu saja oleh masyarakat Indonesia. Alhasil, mereka sudah terlanjur terlena dengan budaya luar yang dianggap "gaul" itu.

Keberadaan musik melayu yang mulai memudar perlu mendapat perhatian dari masyarakat untuk lebih memperkenalkan musik melayu kepada generasi muda sebagai generasi pewaris musik melayu. Cara- cara baru dalam memperkenalkan musik melayu sudah sepatutnya mulai digunakan.


Bila fenomena ini dibiarkan, lambat laun musik melayu akan punah dari peradaban kebudayaan Indonesia. Untuk itu, perlu peran serta dari berbagai pihak agar musik melayu terus dilestarikan, bukan justru ditinggalkan dan bahkan dilupakan. Terlebih, generasi muda juga seharusnya sadar dan bangga akan beragamnya musik melayu.

Pola pikir generasi muda yang modern sangat  bagus  untuk  perkembangan  bangsa Indonesia.  Tetapi,  jangan  sampai  pola  pikir yang  modern  itu  membuat  kesenian tradisional yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia ini  punah. Arus  globalisasi ini  juga  tidak  bisa  kita  tolak  ataupun  dihentikan keberadaannya. Sehingga, sebagai generasi  muda  penerus  bangsa  dan  sebagai orang  yang  paling  terpengaruh  oleh globalisasi ini, kita harus  mampu menyaring setiap  perubahan  yang  masuk  agar  terhindar dari  pengaruh  buruk  globalisasi  dan  harus mampu memanfaatkan sisi positifnya.


Selain faktor globalisasi,  orang tua dan lingkungan juga memiliki peran penting dalam pengembangan seni dan budaya melayu. Minat terhadap musik melayu menurun ketika generasi muda tidak mengenal musik melayu sejak kecil. Peran orang tua dan lingkungan sosialnya tidak membudayakan kesenian melayu, sehingga kesenian melayu yang mempengaruhi musik melayu harus dihadirkan dan dimasyarakatkan. Generasi milenial saat ini kurang memiliki kejujuran untuk mempelajari dan menghargai kesenian melayu yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun