Mohon tunggu...
safiqanur
safiqanur Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mahasiswa dengan jurusan informatika universitas jendral achmad yani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila VS Hate Speech : Menjaga Nilai Toleransi di Tengah Serangan Wacana Negatif

28 Januari 2025   22:59 Diperbarui: 30 Januari 2025   19:13 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gempuran data yang tidak terfilter, terutama di internet, kita harus semakin cerdas dalam menyaring dan menyebarkan informasi. Isu-isu yang sangat sensitif sering digunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian. Pancasila sebagai alat pengendalian di sini sangat penting. Kita dapat menjadikan media sosial sebagai alat yang positif yang memperkuat hubungan, bukannya merusak, dengan mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila dapat menjadi landasan untuk mencegah polarisasi yang semakin dalam yang hanya akan memperburuk keadaan sosial kita. 

Pancasila menegaskan prinsip "Persatuan Indonesia" yang mendorong kita untuk bersatu, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, atau golongan kita. Keberagaman Indonesia harus dimanfaatkan sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber perpecahan. Penyebaran ujaran kebencian yang mengangkat masalah SARA akan menghancurkan rasa solidaritas yang telah kita bangun sejak lama. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu mengingat pentingnya menjaga persatuan dan kedamaian. Dalam demokrasi, ada tempat untuk perbedaan pendapat; namun, kita harus menanganinya dengan bijak, bukan dengan menggunakan kekerasan. 

Pancasila mengutamakan keadilan bagi semua lapisan masyarakat, menurut sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia." Untuk memastikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, kita harus bekerja sama sebagai bangsa yang besar. Namun, salah satu hambatan terbesar untuk mencapainya adalah ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penyebaran informasi yang menyesatkan dan penuh kebencian. Informasi dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, dan bahkan kekerasan sosial. Oleh karena itu, setiap orang harus berpartisipasi secara aktif dalam memperjuangkan keadilan, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam dunia maya. Pancasila mendorong kita untuk berpikir kritis dan bertindak dengan penuh tanggung jawab setiap saat. 

Pancasila bukan hanya nilai yang ditulis dalam buku, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang harus dipraktikkan oleh setiap warga negara. Kita harus berusaha menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam setiap tindakan dan perkataan kita, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan ujaran kebencian dan provokasi. Indonesia akan tetap menjadi negara yang kuat, teguh, dan penuh toleransi jika setiap warganya memahami bahwa kedamaian dan persatuan lebih penting daripada perbedaan yang ada. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat hidup berdampingan dengan rasa saling menghormati dan menghargai. 

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya," kata Presiden Soekarno. Dengan menghormati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita juga menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi persatuan bangsa ini. Para pahlawan kita berjuang untuk kemerdekaan, persatuan, dan kedaulatan Indonesia, dan kini menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga warisan ini dengan mengamalkan nilai-nilai luhur yang mereka perjuangkan. Selama hidup kita, kita harus ingat bahwa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah tanggung jawab bersama yang tidak dapat dilakukan oleh satu pihak. 

Tantangan untuk menjaga keharmonisan di dunia digital yang semakin berkembang semakin besar. Tetap saja, kita tidak boleh menyerah. Nelson Mandela pernah berkata, "Jangan pernah biarkan perbedaan menghancurkan kita." Dia mengingatkan kita untuk menghindari terjebak dalam kebencian. Pancasila mengajarkan kita untuk mempertahankan toleransi dan kebersamaan dalam menghadapi era digital yang penuh tantangan saat ini, sambil menghormati hak setiap orang untuk hidup damai dan merdeka. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat mencegah masyarakat terlibat dalam konflik yang disebabkan oleh ujaran kebencian dan provokasi. 

Pancasila sebagai alat untuk menjaga keharmonisan bangsa tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga untuk negara dan institusi sosial. Pemerintah harus memberi tahu orang-orang tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan mereka, baik itu dalam politik, bisnis, atau interaksi online. Negara harus mengambil tindakan tegas terhadap penyebaran informasi yang merugikan, tetapi mereka harus melakukannya sambil mempertahankan prinsip-prinsip Pancasila, termasuk penghormatan hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat. Kita dapat membangun lingkungan yang mendukung pertumbuhan toleransi dan perdamaian di Indonesia dengan menerapkan kebijakan yang bijaksana. 

Dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan ujaran kebencian dan provokasi, kita sebagai masyarakat Indonesia harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip Pancasila untuk mempertahankan Indonesia sebagai bangsa yang bersatu, berdaulat, dan bermartabat. "Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia," kata Mahatma Gandhi. Agar negara ini tetap berdiri tegak dengan prinsip persatuan dan perdamaian, kita harus menjadi contoh nyata dari penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berbicara maupun bertindak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun