Pengaruh globalisasi juga sangat berpengaruh terhadap kecantikan seorang wanita dari segi akhlak, mengapa penulis mengatakan demikian?. Dengan adanya pengaruh globalisasi yang semakin hari semakin canggih mengantarkan pada minimnya kehidupan akhlak yang ada pada perempuan.Â
Seperti halnya mereka yang berjoget ria didepan layar lalu diposting disosial media tentu akan dilihat oleh banyak orang padahal pergerakan wanita itu dapat menimbulkan syahwat bagi yang melihatnya. Lalu dimanakah letak akhlak yang tertanam dalam setiap individu? Padahal akhlak merupakan modal untuk mencapai kecantikan yang hakiki.
Solusi yang dapat dipertimbngkan yaitu dengan meningkatkan kualitas seorang wanita mealui intelektual dan akhlaknya. Mereka seharusnya lebih meningkatkan edukasi, skill, serta menanamkan akhlak yang baik dalam setiap jiwa supaya lebih dihargai dan tidak hanya dipandang sebagai kaum bersolek saja, karna kecantikan yang terpancar didalamnya akan menjadi kecantikan yang abadi dan lebih dihargai.
Kecantikan yang terpancar dari hati itu merupakan kecantikan hakiki yang abadi dan bertahan lama. Menjaga kecantikan dan keindahan termasuk ibadah, karena pada hakikatnya Allah SWT mencintai keindahan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam sabdanya.Â
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinnya, "Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati dan amal kalian." (H.R. Muslim).Â
Seperti halnya mengutip dari akun Instagram bung Kristeva "Perempuan cantik yang menjadi objek bagi para kapitalis bahkan tak ayal para cukong memandang bahwa perempuan cantik hanya makhluk yang dijadikan sebagai alat pemuas dan pemikat. Sampai mata mereka (laki-laki) mengatakan bahwa tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain memandang bahkan bersetubuh dengan perempuan cantik.Â
Hingga sampai pada tahap inipun perempuan tidak sadar dan masih saja sibuk bersolek untuk menarik perhatian kaum lelaki.Â
Mereka (perempuan) merasa bahwa pujian yang mereka dapatkan menjadikan mereka seperti bintang yang diagungkan, padahal tanpa mengasah dan memperdayakan intelektualnya kecantikan seorang wanita tidak lebih hanya sebagai alat pemuas bagi kaum lelaki.Â
Begitu rendahnya jika perempuan hanya dipandang demikian dan tentu hal ini dapat menimbulkan budaya patriarki yang kembali mencuat, karena jika demikian adanya maka para penguasa akan menganggap bahwa wanita itu hanya bekerja dirumah. Mereka (laki-laki) akan menganggap bahwa seoang wanita yang tak lebih hanya sebagai makhluk yang tidak pantas jika harus bersanding diruang publik.
Yang dapat kita simpulkan bahwa kecantikan seorang wanita itu tidak hanya diukur dari kecantikan secara fisik saja, tetapi harus didukung dengan kecantikan dari segi hati dan intelektualnya. karena percuma cantik secara fisik jika isi kepala  kosong. Seorang Wanita juga harus mampu untuk tampil diruang publik dengan kecantikan hakiki yang dia miliki yakni kecantikan yang bersumber dari hati dan intelektual
REFERENSI