Teknologi hijau menjadi kunci dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 7: Energi Bersih dan Terjangkau. Salah satu tantangan utama dalam transisi energi adalah mengelola sumber daya energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, yang ketersediaannya sangat bergantung pada kondisi cuaca. Di sinilah keilmuan Teknologi Sains Data berperan besar.
Pemanfaatan data dalam teknologi hijau tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mendukung keberlanjutan. Misalnya, algoritma pembelajaran mesin dapat digunakan untuk memprediksi produksi energi dari panel surya berdasarkan pola cuaca. Dengan data historis yang terintegrasi, sistem dapat merancang strategi optimal untuk menyimpan energi pada saat produksi berlebih dan mendistribusikannya saat permintaan tinggi.
Contoh konkret adalah platform berbasis data yang memantau konsumsi energi rumah tangga dan memberi rekomendasi real-time untuk mengurangi penggunaan listrik selama jam sibuk. Teknologi ini tidak hanya mengurangi beban pada jaringan listrik, tetapi juga meminimalkan emisi karbon. Selain itu, analisis data besar (big data) membantu pemerintah merancang kebijakan berbasis bukti untuk memperluas akses energi bersih di daerah terpencil.
Kolaborasi antara ilmu data dan teknologi hijau menghadirkan peluang besar untuk membangun infrastruktur energi yang lebih cerdas. Dengan integrasi data yang tepat, pengelolaan energi bersih menjadi lebih andal, efisien, dan terjangkau. Melalui pendekatan ini, SDGs poin 7 dapat diwujudkan, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
