Kecerdasan pikiran ini merupakan kecerdasan yang mampu bertumpu kemampuan otak kita untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah. Sudah bertahun-tahun dunia akademik, dunia militer (sistem rekrutmen dan promosi personil militer) dan dunia kerja, menggunakan ICT sebagai standar yang mengukur kecerdasan manusia, istilah teknis yang diperkenalkan Alfred binet (1857-1911) lama-kelamaan mendapat sorotan dari para ahli mereka mencatat ada 2 kelemahan ( bukan kesalahan) yang menuntut untuk diperbaharui yaitu :
A.)Pemahaman absolut terhadap skor IQ
Steve Hallam berpandangan, pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bisa diubah adalah tidak tepat. Fakta bahwa kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya 58% merupakan hasil dari proses belajar.
B.)Cakupan kecerdasan manusia
Kecerdasan nalar, matematika, dan logika steve Hallam sekali lagi mengatakan bahwa pandangan tersebut tidaklah tepat, karena makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam.
Istilah kecerdasan intelijen atau yang disebut sudah Tak asing lagi bagi kita bagi beberapa orang menganggap bahwa kecerdasan seseorang ditentukan oleh tingginya Ika yang dimiliki namun banyak pula orang yang menentang dan tidak setuju jika IQ adalah penentu seseorang dikatakan cerdas.
Anggapan bahwa IQ adalah penentu kecerdasan seseorang tidaklah salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Kecerdasan manusia merupakan hal yang tidak dapat dipaksakan. Tiap orang memiliki tingkat IQ berbeda.
Memang banyak orang yang berprestasi dan sukses dalam pelajaran adalah orang yang memiliki IQ tinggi. Namun, tak sedikit pula para pedulang prestasi bukanlah orang yang ber-iq tinggi. Hal ini dapat dilihat pada siswa-siswi yang memiliki prestasi pada bidang akademik, olahraga, seni, dan lainnya. Kegigihan dan semangat yang diterapkan, berhasil menghantarkan mereka sampai pada berbagai event yang ada. Berbagai kemenangan yang mereka dapat membuktikan bahwa setiap orang cerdas pada bidangnya masing-masing.
Kebutuhan kecerdasan Manusia tak sebatas pada IQ saja, perlu adanya perpaduan dan penyeimbangan antara IQ, SQ, dan EQ yang diterapkan pada kehidupan nyata. Bahkan goldmann menyebutkan bahwa, hanya sekitar 20% IQ mempengaruhi keberhasilan seseorang dan sisanya ditentukan oleh EQ.
Kecerdasan emosional seseorang menjadikan dirinya mampu mengontrol perasaan yang ada. Tekad dan kerja keras merupakan salah satu bentuk EQ yang menjadi kunci kesuksesan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Begitupun SQ juga sama pentingnya dengan IQ dan EQ. Kecerdasan spiritual mempengaruhi perilaku, moral, dan akhlak pemiliknya. Kejujuran dan tanggung jawab merupakan contoh kecil dari SQ yang sangat diperlukan pada diri setiap orang.
Faktanya banyak orang yang sukses bukan karena mereka pintar saat mereka sekolah dulu. Namun karena mereka dapat memadukan IQ, EQ dan SQ. Semangat pantang menyerah mendorong manusia untuk terus maju menggapai cita-citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H