Mohon tunggu...
safia rahma
safia rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dengan sepenuh hati, saya mencurahkan usaha untuk menghasilkan konten kreatif, informatif, dan menginspirasi dalam beragam genre. Saya memiliki keahlian dalam menulis artikel, esai, cerpen, dan konten web, dengan tujuan utama menyampaikan pesan yang kuat dan menarik perhatian pembaca melalui rangkaian kata yang terpilih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Berteman dengan yang Bukan Islam, Kenapa Enggak?

10 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cahayaislam.id/wp-content/uploads/Garuda-Pancasila-sumber-goodnewsfromindonesia.jpgInput sumber gambar

Pendahuluan

Keberagaman agama adalah salah satu ciri khas yang membuat Indonesia begitu unik. Sebagai negara dengan Pancasila sebagai dasar negara, masyarakat diajarkan untuk menghormati dan menghargai keberagaman tersebut, sehingga berteman dengan individu dari berbagai latar belakang agama bukanlah hanya sekadar tindakan sosial, melainkan sebuah kesempatan berharga untuk memperkaya pengalaman dan memperkuat hubungan sosial yang lebih dalam. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman agama, menjalin pertemanan lintas agama bukanlah hanya suatu pilihan, tetapi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Kebebasan Beragama

Pancasila, dalam sila pertama, mengakui bahwa setiap warga negara berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini juga diperkuat oleh Pasal 29 Ayat 1 dan 2 UUD 1945. Pasal 29 Ayat 1 menyatakan, "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," sementara Pasal 29 Ayat 2 menegaskan, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dalam landasan Pancasila, kita menghormati dan memelihara kebebasan beragama sebagai salah satu nilai fundamental. Berteman dengan individu dari agama yang berbeda bukan hanya merupakan ekspresi dari nilai-nilai Pancasila, tetapi juga merupakan pengakuan akan pentingnya keberagaman sebagai salah satu kekayaan bangsa. Ini adalah bentuk konkret dari penghormatan terhadap hak asasi manusia yang universal, yang mengakui bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih dan memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.

Berteman dengan orang dari agama lain menunjukkan bahwa saya menghormati kebebasan tersebut. Ini bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang pengakuan saya bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama. Kebebasan beragama juga diakui secara internasional dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan dan beragama”.

Persatuan Indonesia

Sila ketiga dari Pancasila, “Persatuan Indonesia” menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dengan berteman dengan orang dari berbagai agama, saya bisa memperkuat persatuan bangsa. Keberagaman agama di Indonesia seharusnya tidak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi jembatan untuk saling memahami dan memperkuat ikatan sosial.

Indonesia adalah negara dengan banyak suku, budaya, dan agama. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ada enam agama resmi yang diakui di Indonesia: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keberagaman ini adalah realitas yang harus saya terima dan kelola dengan bijak. Berteman dengan orang dari berbagai agama adalah salah satu cara saya untuk menciptakan harmoni sosial dan memperkuat persatuan nasional.

Lebih dari sekadar toleransi, pertemanan lintas agama memperkuat ikatan sosial dan membangun jembatan antar komunitas. Dengan membuka diri terhadap perbedaan, kita memperluas wawasan dan pemahaman kita tentang dunia, serta memperkaya pengalaman pribadi kita. Ini juga merupakan kesempatan saya untuk belajar nilai-nilai kemanusiaan, seperti saling menghargai, membangun empati, dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

Manfaat Sosial dan Pribadi

Berteman dengan orang dari berbagai agama, menurut saya tidak hanya memperkaya pengalaman pribadi tetapi juga membantu saya untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan. Ini membuka wawasan saya serta mengurangi prasangka yang mungkin saya miliki. Selain itu, persahabatan lintas agama dapat menciptakan melalui jaringan sosial yang lebih kuat dan harmonis, yang pada akhirnya dapat memperkuat stabilitas sosial di masyarakat.

Dengan memperkuat jaringan sosial lintas agama, saya juga memperkuat fondasi persatuan bangsa. Persahabatan lintas agama memperkuat semangat Sila Ketiga Pancasila, yang menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dengan memperkuat hubungan antar individu dari berbagai agama, kita menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai, di mana perbedaan dihargai dan dirayakan.

Pengalaman berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang agama dapat mengajarkan saya tentang nilai-nilai kemanusiaan, menghargai perbedaan, dan membangun empati. Ini sejalan dengan semangat Pancasila yang menekankan pentingnya gotong royong dan kerja sama dalam masyarakat yang beragam.

Mengatasi Tantangan dan Meningkatkan Kerja Sama

Mengatasi tantangan dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia dapat dilakukan melalui pertemanan lintas agama. Melalui dialog dan interaksi intens, kesalahpahaman dan stereotip negatif bisa diminimalisir. Dengan saling mengenal lebih dekat, kita dapat menghargai keunikan dan kontribusi masing-masing komunitas agama dalam membangun negara. Saya percaya ini tidak hanya membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik, tetapi juga menguatkan hubungan sosial yang harmonis di tengah keberagaman.

Saya juga melihat bahwa kolaborasi lintas agama membuka peluang besar dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Proyek-proyek kemanusiaan yang melibatkan berbagai agama bisa memperkuat solidaritas dan menunjukkan bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk bekerja sama demi kebaikan bersama. Menurut saya, pertemanan lintas agama bisa menjadi fondasi yang kuat untuk membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan, di mana semua pihak merasa dihargai dan berkontribusi secara positif.

Bagi saya, dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman agama, menjalin pertemanan lintas agama adalah kebutuhan mendesak untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Persahabatan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama dapat memperkuat persatuan bangsa, mengurangi prasangka, dan meningkatkan stabilitas sosial. Saya yakin langkah ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman, berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur, serta menginspirasi generasi mendatang untuk merawat dan mengembangkan nilai-nilai kebhinekaan yang menjadi kekayaan bersama.

Penutup

Pentingnya, bergaul dengan orang-orang yang berbeda agama merupakan salah satu bentuk nyata dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dengan menjalin silaturahmi yang baik dan bersahabat dengan mereka yang mempunyai latar belakang agama yang berbeda, kita tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap kebebasan beragama, namun juga mempererat tali patriotisme dan cinta tanah air Indonesia. Langkah kecil ini memberikan kontribusi penting untuk membina kerukunan antarumat beragama yang menjadi landasan masyarakat harmonis dan damai. Membangun bangsa yang lebih inklusif, toleran, Bersatu, saling menghargai keberagaman serta mewujudkan persahabatan lintas agama sebagai salah satu pilar utama. Dengan demikian, kita semua dapat bersama-sama mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil dan makmur, serta menginspirasi generasi mendatang untuk terus merawat dan mengembangkan nilai-nilai kebhinekaan yang menjadi kekayaan kita bersama.

Dibuat oleh Safia Rahmawati_Universitas Muhammadiyah Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun