Mohon tunggu...
safia rahma
safia rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dengan sepenuh hati, saya mencurahkan usaha untuk menghasilkan konten kreatif, informatif, dan menginspirasi dalam beragam genre. Saya memiliki keahlian dalam menulis artikel, esai, cerpen, dan konten web, dengan tujuan utama menyampaikan pesan yang kuat dan menarik perhatian pembaca melalui rangkaian kata yang terpilih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Berteman dengan yang Bukan Islam, Kenapa Enggak?

10 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cahayaislam.id/wp-content/uploads/Garuda-Pancasila-sumber-goodnewsfromindonesia.jpgInput sumber gambar

Pendahuluan

Keberagaman agama adalah salah satu ciri khas yang membuat Indonesia begitu unik. Sebagai negara dengan Pancasila sebagai dasar negara, masyarakat diajarkan untuk menghormati dan menghargai keberagaman tersebut, sehingga berteman dengan individu dari berbagai latar belakang agama bukanlah hanya sekadar tindakan sosial, melainkan sebuah kesempatan berharga untuk memperkaya pengalaman dan memperkuat hubungan sosial yang lebih dalam. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman agama, menjalin pertemanan lintas agama bukanlah hanya suatu pilihan, tetapi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Kebebasan Beragama

Pancasila, dalam sila pertama, mengakui bahwa setiap warga negara berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini juga diperkuat oleh Pasal 29 Ayat 1 dan 2 UUD 1945. Pasal 29 Ayat 1 menyatakan, "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," sementara Pasal 29 Ayat 2 menegaskan, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dalam landasan Pancasila, kita menghormati dan memelihara kebebasan beragama sebagai salah satu nilai fundamental. Berteman dengan individu dari agama yang berbeda bukan hanya merupakan ekspresi dari nilai-nilai Pancasila, tetapi juga merupakan pengakuan akan pentingnya keberagaman sebagai salah satu kekayaan bangsa. Ini adalah bentuk konkret dari penghormatan terhadap hak asasi manusia yang universal, yang mengakui bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih dan memeluk agama sesuai dengan keyakinannya.

Berteman dengan orang dari agama lain menunjukkan bahwa saya menghormati kebebasan tersebut. Ini bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang pengakuan saya bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama. Kebebasan beragama juga diakui secara internasional dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), yang menyatakan, "Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan dan beragama”.

Persatuan Indonesia

Sila ketiga dari Pancasila, “Persatuan Indonesia” menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dengan berteman dengan orang dari berbagai agama, saya bisa memperkuat persatuan bangsa. Keberagaman agama di Indonesia seharusnya tidak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi jembatan untuk saling memahami dan memperkuat ikatan sosial.

Indonesia adalah negara dengan banyak suku, budaya, dan agama. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ada enam agama resmi yang diakui di Indonesia: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keberagaman ini adalah realitas yang harus saya terima dan kelola dengan bijak. Berteman dengan orang dari berbagai agama adalah salah satu cara saya untuk menciptakan harmoni sosial dan memperkuat persatuan nasional.

Lebih dari sekadar toleransi, pertemanan lintas agama memperkuat ikatan sosial dan membangun jembatan antar komunitas. Dengan membuka diri terhadap perbedaan, kita memperluas wawasan dan pemahaman kita tentang dunia, serta memperkaya pengalaman pribadi kita. Ini juga merupakan kesempatan saya untuk belajar nilai-nilai kemanusiaan, seperti saling menghargai, membangun empati, dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

Manfaat Sosial dan Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun