NAMA Â Â Â Â Â Â : SAFIA AQSAL GHAZY
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â : 1968620646
PRODI Â Â Â Â Â Â : PGSD A4
MATKUL Â Â Â : STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN
EVEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS 5 DI SDI KOTA BLITAR PADA MATA PELAJARAN PAI
Â
Pembelajaran koopertif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar peserta didik untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan (Kunandar: 2015). Menurut Suherman dkk. Cooperative learning menekankan pada kehadiran teman sebayanya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas secara bersama-sama. (Suherman: 2003)
Dalam pembelajaran kooperatif, pengembangan kualitas diri peserta didik terutama aspek afektif peserta didik dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip koopertif sangat baik digunakan untukmencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka dan rileks diantara anggota kelompok memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memperoleh dan memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran (Etin Sholihati: 2007)
Berikut merupakan hasil wawancara yang telah penulis lakukan beserta pertanyaan dan jawaban.
- Apakah di SDI Kota Blitar melakukan pembelajaran kooperatif ? jika iya, bagaimana bentuk model pembelajarannya?
Narasumber : iya pernah. Materi yang digunakan adalah materi tentang sholat sunnah. Jadi dibuat kelompok 2-5 orang anak, kemudian mereka membuat suatu permasalahan dan dipecahkan oleh setiap kelompok, serta kelompok yang mempresentasikan didepan akan ditanggapi oleh kelompok yang lain.
- Apakah pembelajaran terlaksana secara kondusif ?
Narasumber : jika dikatakan keseluruhan kondusif masih belum, karena kemampuan anak yang berbeda-beda. Ada sebagaian anak yang lebih unggul dalam segi kemampuan berbicara dan dia yang akan lebih unggul dalam presentasi, dan anak yang lain hanya mengikuti.
- Permasalahan apa yang timbul pada saat pembelajaran kooperatif ?
Narasumber : permasalah timbul pada masing-masing anak itu sendiri, anak yang tidak memperhatikan cenderung pasif dan hanya ikut pada kelompok anak-anak yang aktif serta tidak mau andil dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi permasalahan, dll. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif akan lebih efektif dilakukan pada siswa kelas unggulan karena daya saingnya yang cukup tinggi. Berbeda dengan anak yang berada pada kelas reguler mereka lebih memiliki daya fikir yang biasa saja dan tidak ada daya saing terhadap pembelajarannya.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok (Trianto: 2009). Hal senada juga diungkapkan Rusman bahwa pembelajaran kooperatif  dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan (Rusman: 2009).Â
Berdasarakan penjelasan dari narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada mata pelajaran PAI kelas 5 di SDI Kota Blitar akan tetapi masih kurang afektif dikarenakan kemampuan setiap anak yang berbeda. Pembelajaran kooperatif akan lebih kondusif jika diterapkan pada siswa kelas unggulan dikarenakan mereka memiliki daya saing yang cukup tinggi dibandingkan dengn siswa kelas reguler.
Menurut (Majid, 2013) terdapat beberapa manfaat dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif bagi peserta didik dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu: 1) meningkatkan pencurahan waktu untuk menyelesaikan tugas, 2) rasa harga dirinya menjadi tinggi, 3) memperbaiki kehadiran, 4) angka putus sekolah menjadi rendah, 5) penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, 6) perilaku menggangu temannya menjadi lebih kecil, 7) konflik antar pribadi menjadi sedikit berkurang, 8) sikap apatis menjadi berkurang, 9) pemahaman yang lebih mendalam, 10) meningkatkan motivasi belajar menjadi lebih besar, 11) hasil belajar lebih baik, 12) retensi lebih lama, dan 13) meningkatkan kebaikan budi pekerti.
Daftar RujukanÂ
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) hlm. 260.
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Majid. Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Coopertive Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Akasara.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Rajawali Press, 2009) hlm.209.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H