Mohon tunggu...
Safia Aqsal Ghazy
Safia Aqsal Ghazy Mohon Tunggu... Wiraswasta - My self

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evektivitas Pembelajaran Kooperatif Siswa Kelas 5 di SDI Kota Blitar pada Mata Pelajaran PAI

28 Juni 2021   19:52 Diperbarui: 28 Juni 2021   20:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narasumber : permasalah timbul pada masing-masing anak itu sendiri, anak yang tidak memperhatikan cenderung pasif dan hanya ikut pada kelompok anak-anak yang aktif serta tidak mau andil dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi permasalahan, dll. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif akan lebih efektif dilakukan pada siswa kelas unggulan karena daya saingnya yang cukup tinggi. Berbeda dengan anak yang berada pada kelas reguler mereka lebih memiliki daya fikir yang biasa saja dan tidak ada daya saing terhadap pembelajarannya.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok (Trianto: 2009). Hal senada juga diungkapkan Rusman bahwa pembelajaran kooperatif  dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan (Rusman: 2009). 

Berdasarakan penjelasan dari narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada mata pelajaran PAI kelas 5 di SDI Kota Blitar akan tetapi masih kurang afektif dikarenakan kemampuan setiap anak yang berbeda. Pembelajaran kooperatif akan lebih kondusif jika diterapkan pada siswa kelas unggulan dikarenakan mereka memiliki daya saing yang cukup tinggi dibandingkan dengn siswa kelas reguler.

Menurut (Majid, 2013) terdapat beberapa manfaat dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif bagi peserta didik dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu: 1) meningkatkan pencurahan waktu untuk menyelesaikan tugas, 2) rasa harga dirinya menjadi tinggi, 3) memperbaiki kehadiran, 4) angka putus sekolah menjadi rendah, 5) penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, 6) perilaku menggangu temannya menjadi lebih kecil, 7) konflik antar pribadi menjadi sedikit berkurang, 8) sikap apatis menjadi berkurang, 9) pemahaman yang lebih mendalam, 10) meningkatkan motivasi belajar menjadi lebih besar, 11) hasil belajar lebih baik, 12) retensi lebih lama, dan 13) meningkatkan kebaikan budi pekerti.

Daftar Rujukan 

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) hlm. 260.

Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Majid. Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Coopertive Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.  Jakarta : Bumi Akasara.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: Rajawali Press, 2009) hlm.209.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun