Mohon tunggu...
Safia Safitri
Safia Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Gelar merupakan seni pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kasus Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di Batang Asai, Analisis Kebijakan Berdasarkan PP No 57 Tahun 2021 dan No 4 Tahun 2022 Model CIIP

19 Juli 2024   20:13 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Lily Fitriani

Ringkasan

Semua aspek perkembangan anak, seperti intelektual, sosial, motorik, kreativitas, perilaku, dan bakat, dibentuk oleh PAUD. Aksesibilitas, kualitas, dan keberlanjutan adalah masalah dalam pendidikan PAUD. Sementara perbedaan antara wilayah perkotaan dan pedesaan berdampak pada akses dan kualitas PAUD, keterbatasan sumber daya dan kualifikasi staf menjadi masalah utama. Pelatihan tenaga pengajar, kolaborasi dengan stakeholder, dan pengembangan kurikulum lokal adalah semua komponen upaya lokal. Penelitian ini mengevaluasi penerapan kebijakan SNP PAUD di Batang Asai dengan menggunakan model CIPP, yang berarti konteks, input, proses, dan produk. Hasilnya menunjukkan masalah dalam konteks, input, proses, dan produk. Kurangnya sumber daya manusia dan dana, koordinasi kebijakan nasional dan lokal, dan infrastruktur yang kurang memadai adalah masalah utama. Sosialisasi kebijakan, pelatihan guru, pendampingan penyelenggara PAUD, dan pengawasan evaluasi adalah semua bagian dari proses implementasi. Produknya memiliki kemungkinan untuk meningkatkan kualitas layanan PAUD, meningkatkan perkembangan holistik anak, dan meningkatkan kesiapan mereka untuk pendidikan dasar. PAUD di Batang Asai dapat membantu perkembangan anak-anak secara keseluruhan dengan meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan keberlanjutan. Untuk mengatasi masalah dan menciptakan lingkungan PAUD yang inklusif dan berkualitas, pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama. Untuk meningkatkan pendidikan PAUD di Indonesia, evaluasi yang menggunakan model CIPP dapat membantu menemukan area yang perlu diperbaiki dan memberikan dasar untuk kebijakan yang lebih baik.

Pendahuluan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting untuk membangun dasar perkembangan anak. PAUD adalah lebih dari sekedar tempat bermain. Ini juga merupakan tempat belajar yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak usia dini

(Basori, 2024; Nurachadijat & Selvia, 2023). PAUD membangun landasan yang kokoh untuk perkembangan intelektual anak. Anak-anak diperkenalkan pada konsep-konsep dasar seperti huruf, angka, bentuk, warna, dan bahasa melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif (Putri et al., 2023). Mereka diajak untuk mencoba hal-hal baru, yang meningkatkan kepercayaan diri dan minat mereka dalam belajar (Listian, 2023). Selain itu, pengembangan keterampilan sosial anak sangat penting bagi PAUD (Yaswinda et al., 2023; Yaswinda & Yufiarti, 2022). Anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar pemecahan masalah, komunikasi, dan kerja sama di PAUD (Aulia & Sudaryanti, 2023; Harianja et al., 2023). Mereka mempelajari cara mengendalikan emosi mereka, berbagi, dan menghormati perbedaan setiap orang. Semua ini akan berfungsi sebagai dasar yang penting untuk hubungan sosial yang kuat di masa depan. PAUD juga membantu meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus anak. Anak-anak belajar koordinasi tubuh, kekuatan otot, dan keterampilan motorik halus melalui berolahraga, seperti berlari, melompat, menggambar, dan mewarnai (Yusroni & Alimah, 2023). Ini sangat penting untuk membangun kemandirian mereka dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan fisik yang lebih kompleks di kemudian hari.

PAUD tidak hanya memberikan elemen perkembangan yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Anak-anak diberi kesempatan untuk berekspresi dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif melalui seni dan kerajinan, drama, musik, dan permainan peran (Setiaji, 2023). Menurut Rahmani dan Yaswinda (2023), ini tidak hanya meningkatkan daya pikir mereka, tetapi juga membantu mereka belajar untuk berpikir luar biasa dan menemukan solusi baru. PAUD juga membantu mengembangkan kebiasaan sehat. Anak-anak dididik tentang pentingnya menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur. Selain itu, mereka memperoleh pemahaman awal tentang pentingnya disiplin dan tanggung jawab (Luhut El Roy Manalu et al., 2023). Ini semua membantu menanamkan dasar perilaku yang positif, yang akan membantu kesehatan dan kesejahteraan anak dalam jangka panjang. Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, PAUD memainkan peran penting dalam membantu anak-anak mengembangkan bakat dan minat mereka. Guru PAUD dapat menemukan potensi unik setiap anak dan memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk mengembangkannya dengan mengeksplorasi berbagai aktivitas dan materi pembelajaran. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memainkan peran yang

sangat penting dalam membentuk fondasi perkembangan anak. PAUD membantu anak-anak membangun dasar yang kokoh untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka di masa depan dengan menggunakan pendekatan yang holistik dan berfokus pada anak. Oleh karena itu, melakukan investasi yang sangat berharga dalam pendidikan anak usia dini akan menghasilkan masa depan yang lebih

Batang Asai, sebuah kota kecil di Provinsi Sumatera, Indonesia, menghadapi masalah yang serupa dengan banyak daerah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan PAUD. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Batang Asai memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan generasi yang unggul di masa depan, tetapi masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai standar yang diinginkan. Salah satu kendala utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan PAUD di Kota Batang Asai adalah kurangnya sumber daya, termasuk ana dan guru yang berkualitas. Sebagian besar lembaga PAUD di kota ini masih kekurangan fasilitas dan perlengkapan pendukung pembelajaran. Selain itu, perlu diatasi kekurangan guru yang berkualitas tinggi untuk mengajar anak usia dini. Selain itu, perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan berdampak pada kualitas pendidikan PAUD di Batang Asai. Anak-anak di pedesaan seringkali tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas karena fasilitas pendidikan yang terbatas. Layanan pendidikan PAUD yang merata di seluruh wilayah kota dapat dihalangi oleh kekurangan infrastruktur dan keterbatasan transportasi. Meskipun demikian, Batang Asai telah mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan PAUD. Salah satu tindakan yang telah diambil adalah mengembangkan program pelatihan dan pengembangan tenaga pengajar PAUD. Pemerintah setempat, bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi non-pemerintah, telah memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada para guru PAUD untuk meningkatkan

Selain itu, untuk memastikan bahwa pendidikan PAUD di Batang Asai sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat, program pengembangan kurikulum berbasis lokal telah diperkenalkan. Dengan mengintegrasikan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional ke dalam kurikulum, diharapkan pendidikan PAUD akan lebih relevan dan bermanfaat bagi anak-anak di Batang Asai. Upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat juga sangat penting. Dengan terus mendorong inovasi, investasi dalam sumber daya manusia, dan penguatan kerjasama antar-stakeholder, Batang Asai memiliki potensi besar untuk menciptakan lingkungan pendidikan PAUD yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan 

bagi generasi masa depannya. Dengan demikian, setiap anak di Batang Asai dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depa.. tudi ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) PAUD di Kota Sawahlunto dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 57 Tahun 2021 dan No. 4 Tahun 2022. Penelitian ini akan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) untuk mengevaluasi keberhasilan implementasi kebijakan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun