Mohon tunggu...
Safia Safitri
Safia Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Gelar merupakan seni pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kasus Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di Batang Asai, Analisis Kebijakan Berdasarkan PP No 57 Tahun 2021 dan No 4 Tahun 2022 Model CIIP

19 Juli 2024   20:13 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:22 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Deskripsi Kasus

Batang Asai memiliki penduduk yang berasal dari berbagai lapisan sosial ekonomi, sehingga menghadapi banyak masalah dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) dianggap sebagai pilar penting dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Namun, kendala dalam pengelolaannya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara efektif. Aksesibilitas Batang Asai adalah masalah utama. Meskipun ada banyak jenis PAUD di kota, kelompok masyarakat dengan lapisan ekonomi rendah seringkali memiliki akses yang terbatas. Keluarga yang kurang mampu mungkin menghadapi tantangan seperti biaya pendaftaran, transportasi, dan bahkan pemahaman tentang pentingnya pendidikan prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang berasal dari lapisan ekonomi rendah lebih mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan dasar yang baik, yang pada gilirannya dapat memperburuk kesenjangan pendidikan.

Kualitas pendidikan juga sangat penting. Standar pendidikan, fasilitas, dan kompetensi guru dapat sangat berbeda di Batang Asai, meskipun ada beberapa lembaga PAUD. Anak-anak yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah lebih cenderung menerima pendidikan yang kurang berkualitas, yang dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang. Keberlanjutan juga menjadi perhatian. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus terus mendukung pendidikan anak usia dini. Namun, ketidakstabilan sering kali terjadi karena kurangnya investasi jangka panjang dan kesadaran akan pentingnya PAUD. Tanpa komitmen yang kuat dari berbagai pihak, mungkin sulit untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas PAUD.

Langkah-langkah konkret harus diambil untuk mengatasi masalah ini. Untuk mendukung aksesibilitas pendidikan anak usia dini, pemerintah setempat dapat membuat kebijakan seperti subsidi, transportasi gratis, atau program beasiswa untuk keluarga

berpendapatan rendah. Selain itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan melalui peningkatan kurikulum dan fasilitas, serta pelatihan dan sertifikasi guru PAUD. Selain itu, sangat penting untuk melibatkan masyarakat setempat dalam penyelenggaraan PAUD. Program partisipatif yang melibatkan orang tua dan masyarakat setempat dapat memperkuat hubungan antara sekolah dan rumah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini. Batang Asai dapat mengatasi masalah penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh fondasi pendidikan yang kuat dengan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Masalah sistem pendidikan sering menjadi perhatian di banyak negara, dan Indonesia tidak terkecuali. Beberapa masalah muncul sebagai dasar dari berbagai masalah yang dihadapi dalam menjaga kualitas pendidikan ketika diselidiki secara menyeluruh. Pendidik berkualitas sangat penting untuk membentuk masa depan pendidikan yang baik, tetapi Indonesia masih kekurangan pendidik berkualitas. Kurangnya guru yang berkualitas dan mampu mengajar dapat berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa. Ini dapat menyebabkan standar pembelajaran yang rendah, kurangnya pemahaman materi, dan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Tidak hanya itu, fasilitas dan perlengkapan yang memadai sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang ideal. Namun, banyak sekolah di seluruh Indonesia masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perlengkapan pendidikan yang cukup, dan bahkan akses yang memadai terhadap laboratorium dan perpustakaan sebagai sumber daya pendukung pendidikan. Kekurangan ini dapat mengganggu pembelajaran dan membuat pendidik dan siswa tidak termotivasi.Orang tua juga sangat penting untuk mendidik anak mereka, tetapi seringkali orang tua tidak melakukannya. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti orang tua yang sibuk dengan pekerjaan mereka, tidak memahami pentingnya pendidikan, atau bahkan masalah ekonomi yang menghalangi mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam mendidik anak-anak mereka. Namun, dukungan dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat berdampak positif pada perkembangan sosial-emosional dan prestasi belajar anak. 

Dibutuhkan upaya yang luas dan berkelanjutan dari berbagai pihak---pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan orang tua itu sendiri---untuk mengatasi masalah tersebut. Program pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas pendidik. Sementara memperbaiki infrastruktur pendidikan, pemerintah harus meningkatkan alokasi anggaran untuk memperluas dan memperbaiki fasilitas pendidikan nasional. Selain itu, kampanye dan program pendidikan juga penting untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan peran mereka dalam mendidik anak-anak mereka. Dengan kerja sama semua pihak, masalah-masalah ini diharapkan dapat secara bertahap diselesaikan, dan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang menuju arah yang lebih baik, memberikan lebih banyak kesempatan kepada masyarakat untuk belajar.

Studi ini mengambil sampel dari beberapa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di suatu kota tertentu untuk melihat bagaimana Kebijakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) PAUD diterapkan dan bagaimana mereka menanggapi perubahan yang dibuat oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022. Penting untuk mengetahui bahwa SNP PAUD adalah serangkaian standar yang dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan anak usia dini di Indonesia. PP No. 4 Tahun 2022 mungkin menambahkan standar atau prosedur operasional. Akibatnya, studi ini akan melihat bagaimana kebijakan ini diterapkan di beberapa lembaga PAUD dan bagaimana lembaga tersebut menanggapi perubahan tersebut. Salah satu fokus utama studi ini mungkin adalah untuk mengetahui sejauh mana lembaga PAUD telah mematuhi standar baru yang diperkenalkan oleh SNP PAUD.

Selain itu, penelitian ini akan menyelidiki bagaimana berbagai pihak melihat perubahan ini. Untuk mengetahui bagaimana perubahan tersebut memengaruhi mereka secara langsung, wawancara dengan guru, orang tua, orang tua, dan bahkan anak-anak dapat diperlukan. Apakah mereka menghadapi tantangan tertentu dalam mengadaptasi diri atau melihat perubahan ini sebagai perbaikan? Dengan melihat hasil studi ini, diharapkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana SNP PAUD diterapkan dan bagaimana perubahan kebijakan yang diatur dalam PP No. 4 Tahun 2022 berdampak pada dunia nyata. Studi ini dapat membantu pembuat kebijakan, pengelola lembaga PAUD, dan stakeholder lainnya dalam upaya terus meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Metode Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun