Mohon tunggu...
saffanahizt
saffanahizt Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Life must go on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Patriarki, Pembelenggu Langkah Perempuan

2 Desember 2024   23:35 Diperbarui: 3 Desember 2024   00:11 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melakukan satu langkah lebih maju dibanding laki-laki merupakan hal yang dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat. Perempuan dianggap tidak boleh melebihi jejak kesuksesan laki-laki. Tidak adanya kesamaan dalam mendapatkan hak-hak dan kesempatan pun menjadi akibat dari fenomena sosial tersebut.

Pengertian Patriarki

Sistem sosial yang menempatkan laki-laki pada kedudukan yang lebih tinggi dan mendapatkan hak istimewa dibandingkan perempuan disebut sebagai patriarki. Patriarki berasal dari kata “patriarkat” yang memiliki arti struktur yang memposisikan sebagai penguasa utama, pusat, bahkan segalanya. Konsep patriarki dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, seperti ekonomi, sosial, dan budaya.

Saat ini, dominasi laki-laki tidak hanya sebagai sebuah fenomena, tetapi menjadi hal yang wajar dengan pembentukan mindset bahwa memang seharusnya perempuan memiliki kedudukan yang lebih rendah dibanding dengan laki-laki. Normalisasi terhadap konsep ini yang memperbesar kemungkinan terjadinya penindasan, pengendalian, dan pengeksploitasian perempuan. Tentu hal tersebut menjadi kerugian bagi perempuan.

Konsep patriarki memandang bahwa perempuan hanya berhak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Sebaliknya, laki-laki memiliki hak dan kesempatan untuk “menjelajah” pekerjaan di luar rumah. Ditambah lagi, adanya peran laki-laki yang memegang status sebagai kepala rumah tangga. Budaya, pandangan, atau konsep seperti itu menjadi hal-hal turun temurun diterapkan oleh masyarakat sehingga menyebabkan minimnya kemajuan langkah oleh perempuan.

Patriarki di Indonesia

Bukan hal yang asing bagi warga negara Indonesia saat mendengar kabar atau berita mengenai perempuan yang mengalami kekerasan, ketidakadilan, serta penindasan berdasarkan gender. Melekatnya konsep atau pandangan patriarki menjadi pendorong terjadinya kasus-kasus tersebut. Dengan melekatnya patriarki, menyebabkan laki-laki dapat melakukan hal yang semena-mena terhadap perempuan.

Sebagai contoh dalam kasus di Indonesia, yaitu pelecehan seksual. Pelecehan seksual merupakan suatu perilaku yang merendahkan, menghina, dan merugikan orang lain yang merujuk pada seksualitas seseorang. Pelecehan seksual dapat berupa fisik maupun visual. Dalam kasus ini, korban yang mengalami tindak kejahatan tersebut bergender perempuan. Bahkan, saat ini, pelecehan seksual dapat terjadi di kalangan sosial media yang dimana kata-kata negatif yang merujuk pada seksual dilontarkan pada kolom komentar atau pesan elektronik di sosial media kepada perempuan.

Selain itu, dahulu, laki-laki memiliki kesempatan untuk mengemban pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Perempuan diwajibkan untuk membantu pekerjaan rumah, seperti memasak dan membersihkan rumah. Sistem pendidikan ini menyebabkan perempuan tidak memiliki ilmu yang memadai sehingga banyak perempuan yang tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, perempuan juga kesulitan untuk menjalani aktivitas di bidang bisnis atau hal lainnya.

Lantas, Apa Kaitan Kekuasaan dengan Patriarki?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsep patriarki menyebabkan laki-laki dapat melakukan hal yang semena-mena terhadap perempuan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya anggapan bahwa perempuan harus tunduk kepada laki-laki karena laki-laki dianggap sebagai pemimpin. Hal itu dimulai dari anggapan bahwa laki-laki merupakan pemimpin rumah tangga sehingga laki-laki merasa memiliki kuasa lebih terhadap rumah tangga.

Kekuasaan tersebut seringkali disalahgunakan oleh laki-laki. Sebagai contoh, tidak jarang perempuan terkena kekerasan oleh laki-laki guna mengikuti kemauan dirinya sendiri. Acuh tak acuh dengan kemauan perempuan untuk melakukan apa yang ia inginkan, layaknya anak kecil yang menutup kuping.

Kenapa, sih, Patriarki Terus Mengakar?

Pandangan laki-laki memiliki kedudukan yang lebih tinggi merupakan pandangan yang sudah hadir sejak dulu. Menahunnya konsep patriarki dapat didorong oleh beberapa faktor. Faktor tersebut, seperti adanya penanaman persepsi bahwa perempuan hanya boleh mengerjakan pekerjaan rumah saja. Faktor tersebut menyebabkan terbatasnya langkah perempuan untuk melihat dunia luar.

Selain itu, adanya pandangan bahwa perempuan harus tunduk terhadap laki-laki. Pandangan ini menyebabkan perempuan hanya mengikuti kemauan laki-laki dan tidak memiliki keberanian untuk menyuarakan hal-hal yang ia ingin capai. Perempuan lebih memilih untuk diam dan mengubur mimpi-mimpinya karena adanya ketakutan dianggap menentang laki-laki.

Dampak Patriarki

Banyaknya kerugian yang dialami perempuan atas konsep patriarki ini. Salah satu kerugian tersebut adalah terbatasnya akses perempuan untuk menjelajah dunia luar. Sebab, laki-laki hanya memperbolehkan perempuan untuk memasak, mengurus pekerjaan rumah, dan mengasuh anak. Selain itu, kekerasan juga kerap dialami perempuan yang disebabkan oleh pemaksaan kemauan laki-laki. Egoisnya laki-laki atas kemauannya menyebabkan kekerasan terjadi kepada perempuan.

Tumbuhnya perspektif laki-laki tidak terlibat dalam mengurus pekerjaan rumah tangga juga menjadi Dampak dari patriarki. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa perempuan yang menanggung pekerjaan rumah tangga, sedangkan laki-laki hanya berfokus untuk mencari nafkah.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, anggapan bahwa kedudukan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki atau yang disebut patriarki masih menjadi permasalahan masyarakat. Laki-laki merasa memiliki kekuasaan lebih pada aspek kehidupan yang menyebabkan perempuan dianggap harus tunduk. Perempuan dianggap tidak boleh menentang dan harus mengikuti apa kemauan laki-laki.

Keberanian untuk melangkah lebih maju dibanding laki-laki merupakan hal yang dilakukan guna mengurangi konsep patriarki di kalangan masyarakat. Dengan keberanian tersebut akan membuka pandangan dan kesempatan baru terhadap perempuan. Menggunakan hak suara saat ditindas dan dieksploitasi juga akan mengurangi pandangan kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Oleh sebab itu, perempuan harus lebih berani dan menghalau seluruh perspektif bahwa laki-laki lebih baik daripada perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun