Mohon tunggu...
Saffana Alfy Karomah
Saffana Alfy Karomah Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Seorang yang mempunyai hobi menulis karena setiap peristiwa pasti memiliki makna dan setiap peristiwa harus diabadikan lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istilah Thibbun Nabawi bukan

19 Februari 2024   07:52 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya Thibbun Nabawi bukan 

"Made by Nabi 100%"

Pernah gak sih kalian dengar ungkapan atau pertanyaan "sebenarnya Thibbun Nabawi itu 100% dari Nabi SAW gak sih?", "Apasih itu Thibbun Nabawi?". Kita mulai dengan perkataan salah satu ulama yang terkenal di zamannya.

Imam Syafi'i pernah berkata : "Sesudah ilmu untuk membedakan sesuatu yang halal dan haram, saya tidak mengetahui ilmu yang lebih mulia ketimbang ilmu kedokteran". Di dalam perkataan tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan kita, karena jika kita tidak sehat maka kita tidak bisa melaksanakan tugas kita sebagai hamba-Nya.

Syariat yang kita kerjakan bukan ditujukan untuk menyehatkan tubuh, melainkan untuk menaati Allah SWT dan Rasul-Nya. Efek dari syariat tersebut adalah qalbu dan raga yang sehat. Berbicara tentang raga yang sehat belakang ini sering mendapat postingan video, tulisan resep atau bahkan pertanyaan tentang apa itu "Pengobatan ala Nabi atau Tibbun Nabawi". 

Tahun 2008, ada buku berjudul Pilih Resep Nabi atau Resep Dokter yang ditulis oleh Sunardi, cetakan Aqwam Medika. Menurut beliau, thibbun Nabawi adalah sesuatu yang direkomendasikan Rasulullah SAW secara gamblang dan dapat dipahami secara tekstual. Akan tetapi, pandangan tersebut telah di kritisi oleh dr. Zaidul Akbar di dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar'iyah terbitan Pustaka Al Kautsar tahun 2010 (hlm. 39-46). 

Sebenarnya apasih Thibbun Nabawi itu?. Mari kita kembali ke sejarah. Berikut adalah pandangan tentang Thibbun Nabawi beserta penjelasannya :

Thibbun Nabawi 100% by Nabi.

"Kedokteran Islam yang juga disebut Thibbun Nabawi atau kedokteran Nabi muncul sebagai hasil integrasi ilmu kedokteran Yunani, Persia, India, Cina, dan Mesir yang kemudian dipandu dengan Wahyu sehingga dari kesyirikan, takhayul, dan khurafat serta dipenuhi keimanan dan ketakwaan kepada Allah". Penjelasan tersebut ditulis oleh dr. Wadda' Amani Umar dalam pengantar beliau pada buku Keajaiban Thibbun Nabawi karya Aiman Abdul Fattah.

Selanjutnya, masih kata Ibnu Khaldun, "Di Cina, Arab, dan India saat itu sudah berkembang ilmu kedokteran yang saat ini dikenal dengan ilmu kedokteran tradisional (traditional medicine), tetapi dipenuhi unsur syirik dan khurafat." Artinya, metode pengobatan yang bersifat tradisional tapi tidak bertentangan dengan akidah, syari'at, dan akhlaq bisa dikategorikan sebagai Thibbun Nabawi. Penjelasan tersebut ditulis oleh dr. Zaidul Akbar pada buku Jurus Sehat Rasulullah SAW Hidup Sehat Menebar Manfaat.

Kesimpulannya, Thibbun Nabawi adalah pengobatan yang berkembang pada masa Nabi Muhammad SAW dan hasil dari integrasi ilmu kedokteran Yunani, Persia, India, Cina, Mesir dan pengobatan tradisional tapi tidak bertentangan dengan akidah, syari'at dan akhlaq.

Istilah Thibbun Nabawi tidak pernah ada di zaman Rasulullah SAW dan sahabat.

Istilah Thibbun Nabawi dipakai untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan kepada Allah SWT serta dalam bimbingan Al Qur'an. Penjelasan terserah di tulis oleh dr. Wadda' Amani Umar. Hal itu yang membedakan dengan ilmu kedokteran yang lain, seperti yang terjadi pada zaman sebelum datangnya Islam. 

Disebutkan bahwa istilah Thibbun Nabawi muncul pada abad ke-13. Istilah itu muncul dari dokter-dokter muslim untuk memudahkan klasifikasi ilmu kedokteran.

Kesimpulannya, istilah Thibbun Nabawi digunakan sebagai upaya agar umat Islam mampu mencontoh Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupannya, terutama dalam bidang pengobatan. 

Dalam konteks menjadikan obat tradisional atau herbal sebagai Thibbun Nabawi, kita merujuk pada keumuman hadist Rasulullah SAW berikut ini " Wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian. Sesungguhnya, Allah tidak menciptakan penyakit kecuali bersama obatnya." (HR At Tirmidzi). Dan di katakan dalam hadits Rasulullah SAW yang lain "Maka berobatlah kalian da jangan berobat dengan sesuatu yang haram."(HR Abu Dawud). Berdasarkan hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang berpeluang dapat menyembuhkan dengan izin Allah SWT dan halal secara fikih serta tidak syirik dari aspek akidah dapat digolongkan sebagai Thibbun Nabawi. 

Setidaknya, menjalankan hal itu sama juga dengan mengikuti anjuran Rasulullah SAW untuk berobat dengan sesuatu yang halal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun