Mohon tunggu...
safa talitha
safa talitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Budaya UGM

Memiliki ketertarikan di bidang sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Desa Jagara, Kuningan Meriahkan Malam Satu Suro dengan Pawai Obor dan Pembagian Bubur Sura

14 Juli 2024   06:55 Diperbarui: 14 Juli 2024   06:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan manusia, banyak tradisi yang dilakukan untuk menandakan suatu peristiwa atau hari yang dianggap penting dan bermakna. Malam satu suro menjadi salah satu hari yang dianggap cukup penting bagi masyarakat Indonesia dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam. Sebagai tradisi tahunan, Malam Satu Suro erat kaitannya dengan kedudukan bulan Muharam yang istimewa bagi umat Islam. Malam Satu Suro menjadi salah satu upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kehidupan yang lebih baik selama satu tahun yang lalu dan di masa yang akan mendatang.

Desa Jagara, salah satu desa yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat memiliki perayaan malam satu suro yang sangat khas dan sarat akan nilai budaya lokal. Dalam peringatan Malam Satu Suro tepatnya pada tanggal 6 Juli 2024, Desa Jagara memiliki dua agenda utama yaitu pawai obor dan penyajian bubur sura. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh masyarakat Desa Jagara secara tahun ke tahun.

"Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati malam tahun baru Islam, kan kebanyakan masyarakat Indonesia hanya merayakan tahun baru masehi saja, sebagai umat Islam tahun baru Hijriah juga harus diperingati" ucap Kesra Pemerintah Desa Jagara.

Ada yang berbeda dengan para perangkat desa pada malam ini. Tak seperti hari-hari biasanya, pada malam ini para perangkat desa terlihat menggunakan pakaian berwarna putih dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pakaian tersebut merupakan pakaian pangsi. Pakaian pangsi, dengan desainnya yang sederhana namun bermakna, mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan dan kesucian yang dianut oleh masyarakat Sunda.  

Pakaian pangsi biasanya dipakai para perangkat desa di waktu-waktu tertentu seperti pada saat kegiatan islami, pada saat hari jadi Desa Jagara, dan Malam Satu Sura. Dalam pemakaian pakaian pangsi biasanya dilengkapi dengan ikat kepala berwarna putih pula yang disebut dengan totopong. Penggunaan pakaian pangsi berwarna putih oleh perangkat desa tidak hanya menambah khidmat suasana, tetapi juga menjadi simbol penting dalam pelestarian budaya. 

Dokumentasi milik KKN-PPM UGM Kilau Darma 2024
Dokumentasi milik KKN-PPM UGM Kilau Darma 2024

Pelaksanaan Kegiatan

Adapun dalam persiapannya, pembuatan bubur sura dilakukan sebelum Malam Satu Suro yang dilakukan di GOR Desa Jagara. Pembuatan bubur sura dilakukan oleh masyarakat Desa Jagara sendiri secara swadaya. Bubur sura dibuat dan disajikan sebanyak 1000 porsi yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh masyarakat Jagara. 

Bubur sura merupakan sajian spesial yang dihidangkan pada saat Malam Satu Suro. Bubur tanpa penambahan kuah ataupun ayam ini memiliki cita rasa khas karena di dalamnya terdapat isian kacang tanah dan jagung. Selanjutnya, bubur sura disajikan dengan taburan telur dadar yang telah diiris tipis serta bawang goreng.

Dokumentasi milik KKN-PPM UGM Kilau Darma 2024
Dokumentasi milik KKN-PPM UGM Kilau Darma 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun