Miris melihat kondisi “tanah surga” katanya--Indonesia. Entah, itu kata si pendongeng atau kata para pujangga pengantar tidur. Apakah memang negara kita ini butuh pendongeng atau pujangga? Agar telinga kita terbuka lebar sehingga menutupi mata.
Kemarin dan hingga hari ini, pemberitaan hangat tentang koruptor dan kolega masih terus berjalan. Peredaran narkoba enggan beranjak dari pemberitaan. Ketahanan nasional karena ulah para teroris pembawa bom dimana-mana. Ada KPK, ada Kepolisian, ada TNI, ada cendikiawan, ada pemuka agama, ada apa lagi yah? Bingung, sebingung menemukan pengobat luka untuk tanah pertiwi.
Yang paling hangat adalah mengenai kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh oknum, yang sedianya membela negara. Tapi, saya pikir tidak semuanya seperti itu. Masih ada orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian. Selain itu, beberapa waktu lalu seorang perwira tinggi di salah satu institusi pencetak pengayom dan pelayan masyarakat menjadi sentilan dan di seret ke meja hijau. Yah, KPK sekarang jadi pahlawan. Tapi, sampai kapan? Apakah badan ini masih akan tetap di jalur lurus atau bengkok setahun, sebulan, seminggu kedepan? Yah, kata para pemimpin bangsa “sekolah aja yang tinggi, guna menopang bangsa dan negara ke depannya”. Bullshit, Setelah sekolah tinggi, ujung-ujungnya tidak diperhatikan sehingga mereka lebih memilih tinggal dan menetap di negeri orang.
Negara ini butuh “pesulap” yang dapat mengubah derita menjadi pelita kebahagiaan. Bukan, pembual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H