Mohon tunggu...
Safari ANS
Safari ANS Mohon Tunggu... -

Journalist Independent \r\n\r\nsafari_ans@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

RI; Rp 1.250 Trilyun untuk Perang

7 September 2010   04:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, ada baiknya Pemerintah dan DPR melakukan rebudgeting terhadap RAPBN 2010-2011. Anggaran untuk mempertahankan kedaulatan harus menjadi sedikitnya Rp 250 trilyun. Anggaran ini meliputi lobby internasional, penyiapan personil TNI utamanya untuk ditempatkan di semua perbatasan, memproduksi peralatan perang canggih, membeli peralatan perang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri dan mendidik rakyat utamanya diperbatasan untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik. Serta membangun fasilitas ekonomi dan pemerintahan bagi wilayah perbatasan.

Sudah saatnya pemerintah membeli pesawat/helikopter tempur tercanggih. Sedangkan mobil ampibi/tank cukup diproduksi oleh PINDAD. Kapal perang canggih dan besar serahkan saja ke PT PAL untuk membuatnya. Pesawat dan helikopter tempur dan angkut serahkan saja ke PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Prancis atau lainnya. LAPAN perintahkan untuk memproduksi massal peluru kendali jarak dekat untuk dipasang di wilayah perbatasan. LEN dan Telkom diperintahkan untuk merancang peralatan super canggih dalam bidang komunikasi militer, sehingga tidak ada setitik pun objek haram masuk ke wilayah Indonesia. Bila ada obyek haram masuk ke wilayah Indonesia, maka alat luncur peledak ringin buatan LAPAN akan menenggelamkan obyek haram di wilayah perairan Indonesia dan tugas TNI AL hanya menyelamatkan armadanya agar tidak mati serta untuk memproses secara hukum.

Karyawan dan anggaran PT PINDAD, PT PAL, LEN, Telkom, LAPAN, TNI, BPPT diperbesar. Kita harus berambisi untuk memperkuat persenjataan modern buatan anak negeri. Orang-orang Indonesia, seperti BJ Habibie dipanggil kembali di berkiprah dalam teknologi bukan politik. Anak-anak Indonesia yang pintar segera di tampung untuk membuat rekeyasa teknologi perang modern. Rancangan satelit Indonesia harus segera dibuat dan dipesan. Setidaknya, semuanya harus menyentuh angka Rp 250 trilyun setiap tahunnya.

Jika Indonesia berkomitman saja soal anggaran kedaulatan (maaf bukan anggaran militer) senilai itu, bisa ditebak bahwa lembaga-lembaga keuangan berjaring dunia bisa memberikan pinjaman dalam jumlah besar. Misalnya Indonesia berkomitman akan menganggarkan sebesar Rp 250 trilyun saja, maka lembaga-lembaga ini sudah siap memberikan dukungan pinjaman berbunga ringan untuk lima sampai 15 tahun. Sehingga dana anggaran kedaulatan 5 tahun, bisa ditarik dimuka dengan nilai Rp 1.250 trilyun. atau setara dengan USD 125 milyar. Sebuah anggaran yang kecil, apabila melihat aset-aset orang Indonesia di luar negeri. Jika saya menghitung, kekayaan dan aset orang-orang Indonesia di luar negeri yang bisa dipakai untuk pengambdian bagi bangsa melalui fasilitas pinjaman bisa mencapai USD 1.000 milyar atau setara dengan anggaran perang Amerika Serikat. Ini hanya soal waktu.

Dan semuanya itu hanya soal kemauan Pemerintah dan DPR. Mau tidak sekarang bertindak tanpa takut oleh tekanan atau kritikan internasional. Sebab, kala Malaysia mencemoohkan kekuatan Indonesia, inilah sebagai momentum bagi Indonesia untuk bangkit dan mengkoleksi seluruh potensi kekuatan bangsa baik secara keuangan, diplomasi maupun secara kekuatan dan industri militer. Dengan persepsi yang terbentuk di benak rakyat saat ini, saya yakin rakyat akan mendukung Pemerintah dan DPR untuk menganggarkan sedikitnya Rp 250 trilyun untuk menjaga kedaulatan RI yang mulai terkoyak-koyak oleh kesombongan Malaysia. Seluruh rakyat merasa terbakar dadanya, atas tindakan Malaysia ini. Inilah justru menjadi momen penting Pemerintah dan DPR untuk membuat perhitungan ulang atas anggaran pertahanan dan keamanan yang dibungkus dalam icon "anggaran kedaulatan". Kita tidak mau lagi terkecok dengan Malaysia sebagai negara bertetangga yang baik, sebagai negara bersaudara secara suku maupun agama. Semua itu bohong. Tidak ada semangat itu dalam hati setiap warga negara Malaysia.

Dampak lain dari industri perang ini akan memberikan imbas bagi terdongraknya perindustrian dalam negeri untuk memproduksi onderdil-onderdil setiap ada pesanan. Ke depan, Indonesia harus memiliki 1.000 (seribu) kapal perang yang selalu berada di wilayah perairan. Indonesia harus memiliki 1.000 pesawat tempur canggih. Indonesia harus memiliki 2 juta peluru kendali jarak pendek yang terpasang selalu. Indonesia memiliki jaringan komunikasi terbatas yang tidak bisa ditembus oleh dunia manapun. Setiap butir pasir di pantai Indonesia kelak harus menjadi pengirim sinyal atas keberadaan obyek haram di wilayah Indonesia. Batu karang bunga-bunga laut yang berada di dasar laut akan menjadi mata-mata bagi obyuek haram. Sehingga tidak ada lagi yang bisa tersembunyi bagi wilayah Indonesia.

Masyarakat perbatasan yang kini tertinggal, harus dibuatkan pusat ekonomi. Seluruh jaringan televisi Indonesia, khususnya TVRI harus memperkuat sinyal mereka sehingga wilayah perbatasan bisa menangkap siaran. Berikan anggaran khusus bagi TVRI untuk membangun stasiun bumi kecil di wilayah perbatasan. Berikan anggaran khusus untuk RRI untuk membuat stasiun relay kecil di setiap wilayah terpencil untuk dapat mendengar informasi dan hiburan bangsanya sendiri. Mengapa tidak, bukankah kalau kita bersama tentu kita bisa? (*******)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun