Mohon tunggu...
Desri Amalia
Desri Amalia Mohon Tunggu... Buruh - Pribadi

Jalan-jalan | Makan-makan | Foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Silaturahmi dan Bayangan Lonjakan Kasus Covid-19

29 Mei 2021   11:40 Diperbarui: 29 Mei 2021   12:07 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasa sukur yang tak terhingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dan bisa merayakan hari raya dengan orang tua, keluarga, sanak saudara di kampung halaman.

Kita tahu di masa sekarang ini. Negara kita sedang dilanda pandemi virus corona. Sudah setahun kita dihantui dengan virus asal China tersebut.

Bukan hanya negara kita yang diserang virus corona. Negara luar pun sama. Jutaan manusia terpapar virus bahaya itu.

Iya budaya di negara kita setiap hari raya. Kalau gak mudik gak asik. Ibarat sayur tanpa garam. Namun, sekarang ini kita sebagai manusia dan warga negara harus memahami kondisinya.

Negara kita dilanda pandemi. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya peniadaan mudik lebaran.

Memang hal ini merepotkan, bak kita makan sayur tanpa garam. Namun larangan mudik ini bisa kita patuhi. Untuk kesehatan bersama.

Meski pemerintah meniadakan mudik lebaran selama dua tahun ini. Dilakukan karena ingin warga tidak terpapar covid. Penulis pun harap pandemi ini segera berakhir. Namun kita tahu, sampai kapan virus corona ini berakhir.

Upaya pemerintah meniadakan mudik. Mencegah penyebaran virus yang sudah menyebar luas di seluruh pelosok Tanah Air.

Setiap hari ada saja yang terpapar virus ini. Pemerintah mengupayakan menekan kasus. Di mana masyarakat masih ada yang melakukan mudik lebaran. Dengan persyaratan yang dikeluarkan pemerintah.

Namun apa kah mereka yang mudik aman dan tidak terpapar covid ketika berada di kampung halamannya?.

Pemerintah pusat dan daerah pun sudah mengantisipasi itu. Kegiatan penanganan dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya
 melakukan antisipasi dan pencegahan lonjakan kasus COVID-19 dengan melakukan tracing.

Seperti daerah daerah di negara ini.
Mereka melakukan pendataan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya ledakan kasus Covid-19 paska liburan.

Pendataan ini dilakukan untuk mencegah ledakan Covid-19 usai Lebaran.

Pemerintah  melakukan tracing warga yang melakukan mudik Lebaran 2021.

Pemerintah daerah tentunya bekerjasama dengan pengurus RT, RW, dan Kampung Satgas Tangap Bencana.

Selain itu, pemerintah  juga mempersiapkan tempat isolasi mandiri bagi warga yang terpapar COVID-19 ringan.

Dengan itu saya yakin pemerintah sudah menyiapkan segala hal. Untuk antisipasi lonjakan kasus pasca lebaran.

Kita harap tidak ada lonjakan kasus. Seperti di negara luar.

Cukup lah corona.  Penulis harap masyarakat bisa mengerti kondisi sekarang.

Sebagai upaya ini. Sampai sampai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan pemantauan arus balik di beberapa wilayah.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa antisipasi dilakukan bukan hanya di Ibukota Provinsi DKI Jakarta.

Melainkan, di beberapa pusat kota termasuk masing-masing ibukota provinsi.

"Ibukota bukan satu-satunya. Ini semua sudah kita hitung termasuk ibukota di setiap provinsi yang nanti juga akan menjadi tujuan arus balik. Ini sudah kita hitung betul, mudah-mudahan nanti perhitungan kita mendekati benar," kata Muhadjir.

Namun demikian, Muhadjir mengakui hal itu tidaklah mudah. "Karena ini kan bicara tentang orang, mobilitas, susah untuk dipastikan. Tetapi apa yang sudah dilakukan Pak Menhub, aparat kepolisian dan TNI di dalam melakukan penyekatan dan penindakan ketika berangkat, saya kira ini sangat berharga untuk dijadikan dasar kita membijaksanai menyambut kedatangan mereka arus balik ini," imbuhnya.

Hanya, di samping itu, Muhadjir menyatakan bahwa pemerintah juga telah mengevaluasi terkait pelaksanaan kebijakan peniadaan mudik lebaran tahun ini. Ia menilai secara umum aturan tersebut telah berjalan cukup bagus.

"Memang kebijakan peniadaan mudik ini tidak berhasil 100% tapi bukan berarti gagal sama sekali. Secara umum sudah bagus. Kita juga betul-betul memanfaatkan data historis penanganan peniadaan mudik tahun lalu, termasuk kita perketat jalur-jalur tikus dan kita pelajari secara detail, kemudian modus operandi mereka yang nekat dengan cara-cara yang menurut mereka kreatif tapi sebetulnya itu tidak terbukti juga sudah kita antisipasi," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun