Mohon tunggu...
Desri Amalia
Desri Amalia Mohon Tunggu... Buruh - Pribadi

Jalan-jalan | Makan-makan | Foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menentukan Musuh Utama

28 Juli 2019   10:22 Diperbarui: 28 Juli 2019   10:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang betul hari ini Indonesia tidak perang. Amat benar bahwa Indonesia kondisinya damai, tanpa musuh. Tapi tetap tak boleh lengah.

Sebab: musuh Indonesia dapat kapan datang saja. Siapakah musuh Indonesia? Adalah yang anti-Pancasila. Itulah musuh besar Indonesia.

Siapapun sosoknya, darimanapun asalnya, entah dalam maupun luar negeri, yang anti-Pancasila, tidak menyukainya langgeng, adalah musuh bersama bangsa kita.

Itulah alasan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu selalu menekankan pentingnya menjaga, mengakui dan mengimplementasikan Pancasila.

Bagi Menteri Ryamizard, dengan itu semua, maka Indonesia tetap bertahan utuh. Tidak ada musuh sebab hidup sesuai dengan nilai luhur Pancasila yang jadi pedoman hidup kebangsaan.

Anti-Pancasila jadi musuh bersama Indonesia. Musuh seluruh rakyat. Kita tidak boleh mengenyampingkan hal itu. Mengapa? Sebab Pancasila adalah jiwa otentik Indonesia. Ciri khas Indonesia karya agung para pendiri bangsa.

Berarti; anti-Pancasila sama halnya menolak dan melawan ciri khas kepribadian Indonesia. Yang selama ini telah membuat Indonesia damai. Anti-Pancasila sama saja merusak otentisitas lajur kehidupan kebangsaan yang selama ini telah dirajut dan dipertahankan.

Indonesia anti-penjajahan. Indonesia anti-penindasan kemanusiaan. Indonesia menolak perpecahan. Indonesia tidak mengedepankan ego. Indonesia tak menyukai perang saudara.

Itu semua bakal terjadi kebalikannya jika ada yang berprinsip anti-Pancasila. Di situlah maksud anti-Pancasila adalah musuh negaran Makanya seperti pesan Menteri Ryamizard agar selalu bersikap Pancasilais supaya Indonesia tidak hancur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun