Mohon tunggu...
SAFA MARELLA PRISTRIANTI
SAFA MARELLA PRISTRIANTI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Kabupaten Jember Kurang Stabil

12 Oktober 2022   20:36 Diperbarui: 12 Oktober 2022   20:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak kemiskinan yang kedua adalah meningkatnya angka kematian. Mengapa angka kematian bisa meningkat karena masalah kemiskinan? Dengan keterbatasan ekonomi masyarakat miskin itu tadi menyebabkan seseorang kesulitan atau bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok dengan baik dan benar. Akibatnya seseorang akan jatuh sakit sehingga akan membutuhkan akses terhadap fasilitas kesehatan. Masyarakat miskin cenderung kesulitan untuk mendapat akses fasilitas kesehatan yang memadai untuk dirinya maupun keluarganya. Kesulitan masyarakat miskin untuk mengakses fasilitas kesehatan ini lah yang menjadi penyebab tingginya angka kematian suatu penduduk, terutama angka kematian masyarakat miskin.

Selain itu, masalah kemiskinan juga memberi dampak pada aspek pendidikan yaitu tertutupnya akses untuk mendapat pendidikan. Banyak sekolah yang mengharuskan orang tua untuk membayar biaya pendidikan yang tinggi agar anaknya bisa disekolahkan. Hal tersebut menyebabkan masyarakat miskin tidak bisa mendapat pendidikan yang memadai. Padahal, rendahnya pendidikan masyarakat merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kemiskinan. Dengan begitu, tertutupnya akses pendidikan akan memperparah terjadinya masalah kemiskinan yang ada di suatu daerah maupun negara itu sendiri.

Masyarakat miskin yang kesulitan untuk mendapat akses pendidikan, cenderung kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan para pencari pekerja atau perusahaan. Kurangnya keterampilan masyarakat tersebut membuat mereka kurang dilirik oleh perusahaan, sehingga mereka kesulitan untuk bersaing mendapat pekerjaan dengan pesaing lain. Hal ini menjadi penyebab angka pengangguran yang semakin tinggi sehingga masalah kemiskinan akan terus terjadi.

Pada Kabupaten Jember, tingkat kemiskinan periode Maret 2020 sampai Maret 2021 dipengaruhi setidaknya oleh delapan faktor. Salah satu faktornya adalah peraturan PSBB hingga PPKM yang terjadi selama pandemi Covid-19.

"Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Jember juga terkontraksi menjadi minus 0,67 persen pada 2020" ucap Bapak Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto. Inflasi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kemiskinan. Bapak Hendy kemudian melanjutkan "Laju inflasi selama Maret 2020 sampai Maret 2021 tercatat 1,66 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang naik pada periode Agustus 2020 sampai Maret 2021 sebesar 0,31 persen".

"Namun demikian, angka kemiskinan di Kabupaten Jember masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata rata angka kemiskinan di Jawa Timur yang tercatat sebesar 11,40 persen. Jika dibandingkan dengan rata rata nasional yang mencatatkan persentase kemiskinan 10,14 persen, terpaut 0,27 persen lebih tinggi" ucap Bapak Hendy.

Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk mengurangi dan mengatasi angka kemiskinan yang terjadi di masyarakat?

Cara mengatasi kemiskinan yang pertama mungkin bisa dilakukan dengan mengelola APBN dengan cermat. Pemerintah diharuskan untuk mengelola APBN negara dengan cermat agar dapat menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat miskin serta hampir miskin yang sangat membutuhkan bantuan.
Bantuan tersebut bisa berupa sekolah yang layak untuk masyarakat miskin agar bisa bersekolah dan mendapat ilmu, sehingga mereka bisa memiliki berbagai keterampilan yang dapat mereka kembangkan nanti untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun