Mohon tunggu...
Safa anafirizkita
Safa anafirizkita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen di IPB University

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Strategi Manajemen Waktu Keluarga: Kunci Kesejahteraan Keluarga Dual-Earner

22 April 2024   23:35 Diperbarui: 23 April 2024   08:12 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azzahra Bunga Permana, Audina Alizah, Zakia Lailatu Rahma, Rohimatul Janah, Safa Anafirizkita         

 Dr. Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M., Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.F.S.A  

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB University

Keluarga dengan dua pencari nafkah (dual-earner family) menghadapi tantangan khusus dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga di zaman yang serba cepat ini. Di satu sisi,  karena biaya hidup terus meningkat, sangat penting untuk memiliki dua pendapatan. Sebaliknya tuntutan pekerjaan yang tak kunjung padam sering mengganggu waktu keluarga yang menyenangkan. Ironisnya, sementara teknologi seharusnya membantu orang mengelola waktu mereka, banyak keluarga malah terjebak dalam siklus kerja yang tidak berkesudahan. 

Bagaimana dual-earner family dapat mencapai keseimbangan antara mempertahankan hubungan keluarga yang harmonis dan mencari nafkah? Sebuah strategi manajemen waktu yang cermat dan komitmen bersama untuk prioritas keluarga adalah jawabannya. Mereka yang berhasil melakukannya mencapai kesejahteraan finansial dan emosional, membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan keluarga mereka. 

Manajemen waktu menjadi hal yang sangat penting di dalam suatu keluarga untuk menentukan kesejahteraan keluarga. Manajemen waktu yang efisien dapat membantu keluarga dalam merencanakan jadwalnya dengan baik agar dapat mengalokasikan waktunya dengan baik juga yaitu antara pekerjaan, aktivitas keluarga, dan waktu untuk diri sendiri. 

Pasangan yang bekerja lebih dari delapan jam dalam sehari mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya. Kesulitan lainnya adalah meluangkan waktu untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota keluarga lainnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa permasalahan yang sering dialami oleh keluarga dengan suami-istri bekerja adalah kesulitan mencapai keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi. 

Masalah kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga sejalan dengan kasus yang diakses dari berita BBC, yakni terkait seorang ibu yang bekerja harus mengurus anaknya sambil menjalankan pekerjaan dari rumah selama pandemi COVID-19. Ibu ini mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan peran sebagai orang tua dengan pekerjaan profesionalnya, karena tantangan yang dihadapi oleh ibu bekerja yaitu mengurus anak. Hal ini dapat mengakibatkan stres, kelelahan dan pengorbanan kesehatan pribadi. 

Manajemen yang dapat dilakukan dari kasus tersebut dapat memulainya dari input yaitu dapat membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus anaknya. Proses yang dapat dilakukan, yakni dengan merencanakan jadwal harian yang efektif untuk mengalokasikan waktu secara proporsional antara pekerjaan dan perawatan anak. 

Oleh karena itu, manajemen waktu yang efektif dapat membantu mengurangi stres, kelelahan, dan memungkinkan terdapat waktu bersama dengan anak. Oleh karena itu, perencanaan waktu yang baik tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tetapi juga akan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak-anak mereka. Tantangan utama dari keluarga suami-istri bekerja adalah kesulitan dalam menyelaraskan antara waktu bekerja dengan waktu untuk keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun