Samsul Hidayat, salah satu warga Karangklesem memberikan kesaksian, "Para orangtua di desa kami rata-rata lulusan SD, generasi muda banyak yang lulus SMP dan memilih bekerja kasar. Namun setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di TBM Wadas Kelir, anak-anak menjadi bergairah untuk belajar dan bercita-cita sekolah hingga universitas. Kami sangat mendukung dan berharap ada dukungan dari pemerintah supaya TBM Wadas Kelir bisa eksis memajukan warga,"
Ya, memang WKRK sudah banyak meraih prestasi pun demikian dengan anak didiknya. Aisyah Nur Oktavia dan Wiwik Susanti, warga Kelurahan Karangklesem yang aktif di TBM Wadas Kelir. Sejak duduk di bangku kelas 6 SD, keduanya mulai berkenalan dengan TBM Wadas Kelir. Mereka rutin mengikuti kegiatan  dan pengembangan kreativitas di TBM Wadas Kelir, mulai dari menggambar, membaca, belajar, edukasi tentang film, musik, sastra, drama, pantomim, dll.
Perlahan keduanya pun menjadi siswi yang  berprestasi dan diterima di  SMAN 5 Purwokerto. Aisyah Nur Oktavia pernah menjuarai karya ilmiah tingkat kabupaten dan provinsi, sementara Wiwik Susanti juara pertama Stand Up Comedy tingkat kabupaten dan menjuarai ajang cipta puisi tingkat SMA se-provinsi.
Risdianto Hermawan, relawan asal Banjarnegara yang menjadi tenaga pendidik di TBM Wadas Kelir merasa RWWK sebagai tempat yang menuntunnya untuk berprestasi. Sempat mau drop out karya tulis tentang santri  menjuarai lomba penelitian dari Kementerian Agama. Akhirnya Risdianto meneruskan kuliah ke jenjang  S2.
Berat perjuangan  Heru Kurniawan untuk mengelola RKWK ini. Bersama  23 relawan mereka mengupayakan melepas ketergantungan pada donatur dan sponsor. Mereka mengembangkan industri kreatif yang hasilnya untuk membiayai pengelolaan PKB RWWK. Para relawan sebagian besar menjadi penulis lepas tentang pendidikan di berbagai media. Karya-karya tulisnya dibukukan yang berkaitan dengan dunia anak dan diterbitkan oleh penerbit mayor maupun minor.
RKWK menerbitkan buku-buku literasi anak. Para penerbit mengontrak dan hingga saat ini, dalam sebulan bisa memeroleh Rp 20 juta dari sejumlah penerbit, termasuk Gramedia. Sedangkan hasil menjadi penulis lepas di media, minimal Rp 70 juta per tahun. Uang itu digunakan untuk mendukung TBM Wadas Kelir dan kesejahteraan relawan.
Berbagai prestasi diraih RKWK, antara lain pemenang ajang  Gramedia Reading Community Competion (GRCC) 2018. Mereka dinilai konsisten dalam melebarkan sayap literasi dengan segala keterbatasannya serta memberikan dampak positif bagi warga sekitar, terutama perkembangan pendidikan anak-anak. Juara 1 TBM Gramedia Jateng/DIY dan Heu Kurniawan dinobatkan menjadi Insan Paud Dikmas Tingkat Nasional.
Waaah ,,, sungguh mengagumkan! PKBM atau TBM yang lain di Banyumas harus belajar dan mencontoh RKWK, nih. Yuh, belajar menulis ke RKWK?
RKWK .... memang kerennnnn !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H