Itulah, saat menjelang seratus hari setelah Mardjoko-Husein  memenangkan kontestasi Pilkada Tahun 2008-2013. Ketika Pilkada 2013-2018, Mardjoko mau mindho, maju lagi nyalon bupati dikalahkan Husein-Budhi. Peristiwa itu masih tak terhapus di ingatan saya karena saya terlibat penuh dalam aksi-aksi protes tersebut serta sebelumnya berdialog di pendopo karena saya sebagai Skretaris Umum DKKB yang mengundang dan mengkoordinasikan mereka para seniman, budayawan, akdemisi dan pemerhati budaya di Banyumas.
Tahun 2018, Mardjoko mau maju nyalon untuk yang ketiga kalinya. Tragedi Alun-alun Purwokerto, saya menyebutnya untuk menghubungkan antara  Pilkada 2018-2023 dengan tragedi alun-alun tersebut. Menarik memang tagline  "Banyumas Sinarnya Tanah Jawa" yang dikibarkan sejak 2003 itu apakah masih relevan dengan adanya Tragedi Alun-alun Purwokerto atau sekadar utopia? Mardjoko jelas  tidak meneladani perjuangan heroik leluhurnya Adipati Yudhanegara V yang kerap saya tulis di Kompasiana? Wallahualam bisawab ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H