Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... -

Saeran Samsidi alias Pak Banjir wong Banyumas sing coag, cablaka tur semblothongan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mereka Jadi Martir UN!

11 Mei 2014   02:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UN meminta korba lagi! Sejak tahun 2002, UN dilaksanakan selalu menuai masalah. Kali ini Leony Alvionita (14) siswi SMPN 1 Tabanan, Bali, gantung diri seusai pulang dari mengikuti ujian nasional, Selasa (6/5) sekitar pukul 11.00 Wita. Kepolisian Resor Tabanan menduga siswitersebut frustasi karena merasa gagal mengerjakan soal ujian Matematika.

Leony ditemukan ibunya menggantung di kamar tidurnya di lantai dua rumah toko yang disewa keluarganya. Orangtuanya sempat membawa Leony ke rumah sakit, tetapi dia akhirnya meninggal. Pelaksanaan UN SMP juga tercoreng kuatnya dugaan kebocoran soal. Di SMPN 67 Jakarta, di Kediri, Jember, Jawa Timur, dan di SMPN 15 Padang. (Kompas Com, Kamis, 8 Mei 2014 | 16:38 WIB)

Sebelumnya saat UN SMA seorang siswa berprestasi yang pernah meraih medali perak dalam International Competition and Assessments for Schools 2012 yang diadakan Educational Assessment Australia (EAA) siswa SMA Khadijah Surabaya, Nurmillaty Abadiah, menulis Surat Terbuka UN untuk Mendikbud. Berawal dari ungkapan hati mengenai sulitnya ujian nasional (UN) yang di-posting di Facebook, Nurmillaty Abadiah kini menjadi buah bibir banyak orang. Apalagi “surat terbuka” siswi SMA Khadijah Surabaya yang mengkritik pelaksanaan unas itu langsung ditujukan kepada Mendikbud M. Nuh.

Intinya, Nurmmillaty dan teman-teman kelasnya merasakan soal UN yang baru saja diikuti sangat sulit. Mereka khawatir dengan nilai yang didapat nanti dan nasib kelulusannya. Saat curhat itu, Taty demikian panggilannya sampai menangis, sesuatu yang jarang dilakukan. “Saya takut tidak lulus,” . Di antara enam mata pelajaran yang diujikan, yang paling sulit adalah soal matematika. Bahkan, guru matematika nya tidak bisa menjawab soal-soal UN tersebut. (Radar Banyumas, 2 May 2014)

UN tahun 2014, bagaimana tidak meminta korban ataupun menimbulkan teror kecemasan ketidaklulusan, bukan saja gelombang mencontek, kebocoran soal bahkan sampai korban bunuh diri. Ternyata kreativitas dan inovasi Kemendikbud bukan saja 20 paket soal yang berbeda untuk satu ruangan juga plagiat soal berstandar internasional dari PISA. (Kompas Com. Rabu, 7 Mei 2014 | 17:35 WIB) Sungguh, UN, geger moer lagi.

Akibatnya, berulang kali pelaksanaan UN selalu menimbulkan masalah. Kemendikbud tidak pernah menyadari adanya mismatch management dan terlalu ndableg dengan konsepnya tanpa mau memperhatikan masukan-masukan, saran, kritik dan keluhan masyarakat. Pola top down dan bertindak selaku regulator otoriter yang mengesampingkan dialog demi langgengnya kuasa fasilitas menyebabkan UN menjadi rumit, ruwet, menegangkan dan menciptakan histeria massal dan korban pun bertumbangan. Mereka menjadi martir UN.

Semoga dengan berakhirnya kabinet pimpinannya SBY ini , pemerintahan baru kelak presidennya bisa memilih figur Kemendikbud yang memiliki visi dan misi ala Ki Hajar Dewantara, bukan go international yang berlebihan melupakan jati diri bangsa. Amin .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun