Mohon tunggu...
Saepul Permana Hidayat
Saepul Permana Hidayat Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang hobi menulis. Menjelajah membaca buku serta memotret.

saya saepul permana, saya berasal dari Bandung Jawa Barat Indonesia. Saya senang akan menulis, membaca buku, membaca pemberitaan. Serta memotret

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Sejarah Singkat Jalur Kereta Api Dayeuhkolot - Majalaya

20 Maret 2024   23:11 Diperbarui: 20 Maret 2024   23:20 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patok PT KAI terpasang di dekat halte cilelea ke arah depan merupakan salah satu jalur menuju stasiun Ciparay ( foto : saepul permana)

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda terdapat jalur yang menghubungkan antara Bandung - Ciwidey, dan bandung- Majalaya. Namun jalur Bandung - Majalaya harus mati terlebih dahulu pada masa pemerintahan Jepang. Tepatnya tahun 1943. Jepang membongkar rel yang ada di jalur Bandung menuju Majalaya tujuannya untuk di pindahkan ke jalur Saketi - Bayah. 

Berbeda dengan jalur Bandung - Ciwidey cenderung masih terlihat berupa peninggalan rel yang cenderung masih utuh, jembatan, wesel rel ( pemindah jalur ) dan stasiun masih terlihat jelas. 

Pada saat jalur Dayeuhkolot - Majalaya masih aktif Jenis rel yang di gunakan pada jalur arah Majalaya menggunakan rel ukuran tipe R30 atau tipe yang sedikit agak kecil Berbeda dengan jalur Dayeuhkolot - Ciwidey relnya cenderung sedikit besar, kemungkinan di perkirakan menggunakan tipe rel R40 mungkin dari segi faktor topologi atau lingkungan menuju arah Ciwidey yang berupa pegunungan serta sedikit menanjak sehingga di butuhkan lokomotif yang sedikit agak besar untuk memuat barang dan penumpang, berbeda dengan arah Majalaya yang sedikit agak datar hal itu di pikiran oleh pihak perkeretaapian pada jaman Belanda. 

Pada saat Jalur Dayeuhkolot - Ciwidey selesai di bangun dan berhasil di operasikan pihak staatspoorwegen ( SS ) ingin membangun jalur pintas menuju Majalaya di bangunlah jalur penghubung antara Dayeuhkolot - Majalaya, mengingat Majalaya merupakan penghasil kain terbesar. Walhasil Staatspoorwegen membangun satu jalur lagi menuju arah Majalaya. 

Berdasarkan informasi dan keterangan yang saya dapatkan dari berbagai sumber pembangunan jalur menuju Majalaya di taksir menelan biaya yang tidak sedikit lebih tepatnya f1.776.000,00 angka yang cukup fantastis pada masa itu. Berdasarkan dalam verslag yang di buat oleh staatspoorwegen jalur Dayeuhkolot - Majalaya dibuka pada tanggal 3 Maret 1922. 

Berdasarkan catatan dari era staatspoorwegen terdapat beberapa stasiun pemberhentian dari jalur Dayeuhkolot - Majalaya. Jenis pemberhentian itu berbeda beda ada yang cukup besar yang biasa di sebut stasiun, dan tipe ukuran kecil yang di sebut halte

Nama stasiun dan halte

1) stasiun Dayeuhkolot ( DYK ) KM 11+780

2) halte cilelea ( CLL ) KM 14+639

3) halte Manggahang ( MGH ) KM 15+712

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun