Terminal cicaheum merupakan terminal yang memiliki luas sekitar 1,1 hektar memiliki 14 shelter pemberangkatan yang mampu menampung sekitar 517 bus selama 24 jamÂ
Bagi kalian yang suka menonton film preman pensiun baik dari preman pensiun 1 - 7, sudah tidak asing bagi kalian melihat jembatan penyeberangan orang yang satu ini. Jembatan penyeberangan satu ini di gunakan untuk para penumpang untuk menyebrang atau sekedar jalan pintas dari terminal angkot menuju jalur bis, lokasi yang saya tuju kali ini ialah terminal yang cukup ikonik dalam peran film preman pensiun baik dari preman 1 sampai 7. Terminal ini melayani 2 angkutan yaitu angkutan kota ( angkot ) dan bus antar provinsi.
Terminal cicaheum merupakan terminal penumpang tipe A terminal cicaheum berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Terminal ini merupakan pintu masuk ke Kota Bandung dari arah timur. Terminal ini merupakan salah satu terminal induk di Kota Bandung selain Terminal Leuwi Panjang.
Kompleks terminal yang memiliki luas sekitar 1,1 hektar ini memiliki 14 shelter pemberangkatan yang mampu menampung sekitar 517 bus selama 24 jam. Â
Terminal cicaheum menyediakan pelayanan transportasi angkutan perkotaan ( angkot ) dan bus kota, angkutan antar kota seperti MPU dan bus kota yang melayani antarkota dalam provinsi ( AKDP ) jawa barat bagian timur yang terdiri dari Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, Kuningan, garut, Tasikmalaya, ciamis, dan Pangandaran. Dan juga antar kota antar propinsi ( AKAP ) Yang terdiri dari Jawa tengah, DI Yogyakarta , jawa timur dan Bali.
Ketika sampai tujuan saya memarkirkan motor saya di parkiran bagian utara dekat dengan terminal angkot yang tidak jauh dari jembatan penyeberangan orang, saya mencoba menaiki jembatan penyeberangan orang tempat kang Mus memantau anak buahnya, pemandangan nya cukup mengaggumkan, kita bisa melihat seluruh view terminal cicaheum dari atas penyebrangan orang, selain melihat view dari terminal kita bisa melihat deretan pegunungan baik dari bagian Utara maupun bagian selatan Bandung, mengingat dulunya Bandung merupakan sebuah danau dan terminal cicaheum merupakan dasar atau bagian tengah danau Bandung purba.Â
Namun sebelum saya memotret view dari terminal cicaheum saya mencoba makan di warung makan bi Yayah, rumah makan bi Yayah berada di bagian barat terminal cicaheum, lebih tepatnya berada di parkiran angkot, sesuai dengan yang ada di film preman pensiun. Pemilik rumah makan tersebut tidak sesuai dengan yang ada di film, dalam hal ini Bi Yayah hanya sekedar pemeran dalam film yang berlatar belakang kota Bandung itu.
" Bi yayah mah cuman pemeran kang jadi gak asli seperti yang ada di film " ungkap pemilik rumah makan.
Dalam segi makanan, di sini cukup baik tidak mengecewakan, pelayanan ramah, dan juga aman di kantong. Terlihat di depan warung terdapat spanduk dari pemeran dari preman pensiun, dan bahkan nama menu terdapat nama pemeran dari pemain preman pensiun.
Setelah makan saya mengucapkan terimakasih kepada pemilik warung makan untuk melanjutkan segi potret memotret, yang saya akan ambil kali ini, Â saya akan mengambil sesi Human interest, sedangkan dalam hasil saya menggunakan lensa dengan dasar berwarna hitam putih.Â
Karena situasi di lokasi dalam keadaan mendung jadi saya memikirkan untuk mengambil konsep hitam putih. Dari konsep yang saya ambil sebenarnya tidak jadi masalah itu tergantung dari keinginan kalian, namun hitam putih itu bagi saya itu seperti alami menurut saya.Â
Menjelajah sekitar terminal cicaheum saya menemukan beberapa objek menarik yang saya lihat di mulai dari pengamatan dari bagian atas jembatan penyeberangan kita temukan objek baik dari pengendara, pejalan kaki, maupun para pedagang asongan yang menjajakan dagangan.Â
Abah Umar menceritakan pengalaman beliau ketika berjualan di terminal cicaheum, beliau sudah 40 tahun berjualan di terminal cibcaheum, beliau menjual makanan dari jawa barat, berupa comro, misro, odading dan sebagainya di tas satunya lagi beliau membawa tas berisi kopi dan susu, saya pun membeli dan berbincang sebentar mengenai terminal cicaheum, dalam obrolan kami pak Umar dulu sebelum berjualan di sini sempat menjadi supir angkot di terminal cicaheum. Namun karena keadaan yang sudah tua dan juga penyakit stroke yang di alami akhirnya beliau bekerja menjadi penjual keliling.
" Gawe mah naon we jang, anu penting mah halal " ungkap pak Umar sembari berbincang di dekat warung yang ada di dekat parkir bus.
Saya melanjutkan untuk memotret sekeliling di terminal cicaheum, satu hal yang menarik di bagian wc umum terminal cicaheum ada perubahan, perubahan di sini terlihat di dalam film preman pensiun warna cat wc umum berwarna putih abu, tapi sekarang berubah warna menjadi kuning abu,
Hari sudah sore saya pun memutuskan untuk pulang, sebenarnya ini hanya sedikit cerita kami di terminal cicaheum untuk yang lainnya akan saya kirim di blog kami yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H