Mohon tunggu...
Saepul Permana Hidayat
Saepul Permana Hidayat Mohon Tunggu... Penjahit - Karyawan swasta

Railfans Daop II Bandung, pecinta sejarah, fotografi, travel History

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Perspektif Rumah Gurita Pasteur Bandung

7 Maret 2023   21:50 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:12 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah gurita yang menyimpan banyak perspektif baik perspektif positif dan negatif, ( foto : Saepul Permana )

Rumahku, surgaku, merupakan hal yang berarti bagi pemiliknya. Ini adalah tempat di mana kita berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Rumah adalah tempat di mana kita bisa merasa aman dan nyaman. Ini adalah tempat di mana kita bisa berbagi cerita dan menciptakan kenangan yang indah.

Rumah juga dapat mencerminkan identitas pemiliknya. Ini adalah tempat di mana kita dapat mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada orang lain siapa kita. Dengan menghias dan mendesain rumah sesuai dengan keinginan kita, kita dapat menciptakan suasana yang kita sukai.

Rumah juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Dengan menghabiskan waktu di rumah, kita dapat merenungkan pikiran kita dan menemukan ide-ide baru. Kita juga dapat berbagi ide-ide tersebut dengan orang lain di rumah kita. Dengan demikian, rumah dapat menjadi tempat di mana kita dapat mengembangkan diri dan mencapai mimpi kita. Lalu bagaimana jika rumah yang kita anggap surga namun di anggap angker sama masyarakat, serta di pandang rumah tersebut sebagai tempat sebuah sekte,.

Hal ini dapat kita lihat di salah satu rumah yang ada di wilayah Sukadamai Bandung, rumah dengan gaya ornamen gurita, kartu domino, dan berbagai ornamen patung di bagian atas rumah gurita tampak sekilas terlihat menyeramkan, di tambah lagi dengan gambar patung Remi, gambar wajah orang,  dan orang yang sedang memacu kuda di bagian kaca Rumah gurita berada Jl. Terusan Sukadamai I No.6, Sukagalih, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40162

Bila kita lihat pada bagian depan rumah kita akan melihat ada ornamen di kaca rumah, ada sembilan gambar wajah, di dekat gambar wajah ada gambar kartu Remi sepasang, king dan quen lalu saya berjalan ke arah barat, terlihat gambar seseorang yang sedang memacu kuda dengan cosplay bergaya Romawi kuno.

Rasa penasaran ini muncul semenjak ramai di perbincangkan beberapa website dan media Mengenai rumah yang di juluki sebagai rumah gurita, bahkan rumah tersebut di jadikan cerita di layar lebar, walaupun itu sudah lama di tayangkan.

Rasa keingin Tahuan saya muncul  ketika saya berada  di depan rumah yang di jadi kantor bandungbergerak.id ,  rencananya saya akan mengunjungi kantor bandungbergerak.id, namun sayangnya tempat tersebut kosong tidak ada penghuninya, pada waktu itu cuaca di Bandung cukup cerah membuat suhu di bumi cukup panas. 

Hal ini membuat saya untuk mencari tempat berteduh untuk sekedar menghisap rokok, terbesit dalam pikiran saya ingin mengunjungi rumah gurita yang ada di Pasteur, setelah menghisap saya langsung menuju ke lokasi, lokasinya tidak jauh dari kawasan buah batu Bandung, menurut perkiraan dari google maps jarak tempuh menuju rumah gurita Pasteur sekitar 28 menit, saya langsung berangkat menuju rumah gurita yang ada di Pasteur Bandung. 

Saya berangkat menggunakan motor menuju tujuan, di jalan banyak sekali polisi yang sedang berpatroli, karena ada informasi bapak presiden Jokowi akan berangkat menuju kolam retensi di kawasan Andir Bandung, untuk meresmikan kolam retensi Andir, Cieunteung, dan melakukan kunjungan kerja di wilayah Baleendah Bandung 

Fakta dan mitos rumah gurita

Banyak beredar mitos atau kepercayaan dari rumah gurita ini, diantaranya sebagai tempat pemujaan setan / gereja setan, 

hal itu di perkuat dengan adanya angka 6 di depan rumah tersebut, angka 6 di bagian pagar, angka 6 di bagian plat nomor rumah, angka 6 di bagian tembok rumah bersebelahan dengan plat nomor rumah, apabila di gabungkan menjadi angka 666 yang artinya nomor setan, mitos kedua ialah mengenai sebuah ritual yang dilakukan para pemuja setan yang berupa, minum darah, memakan bayi hasil aborsi, mendengarkan musik heavy metal, dan terakhir santap kasih bersama ( seks bebas ).

Sampai hal tersebut tersebar luas di media, seorang pemuda berinisial GL ( 25 ) Melaporkan hal tersebut, menanggapi isu yang beredar luas, pihak kepolisian akhirnya turun tangan untuk menyelidiki laporan adanya sekte setan di kawasan tersebut, namun hal tersebut tidak cukup bukti / tidak ada bukti ataupun hal yang mencurigakan di dalam rumah tersebut.

Mendengar bahwa rumah rumah yang di tinggali beliau ramai di perbincangkan akhirnya sang pemilik rumah angkat bicara, memberikan keterangan, bahwa itu merupakan pencemaran nama baik " saya tidak terima bahwa rumah saya di fitnah bahkan di gadang gadang menjadi tempat pemujaan setan dsb, saya akan mengusut tuntas perkara ini " ungkap pak Frans pemilik rumah tersebut.

Hingga akhirnya laporan yang di layangkan oleh GL ( 25 ) menjadi Boomerang terhadap dirinya, pasalnya kepolisian resor kota besar ( Polrestabes) bandung sudah menetapkan tersangka berinisial GL sebagai tersangka atas pencemaran nama baik, pelaku terancam hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Berlanjut ke Sang pemilik rumah

Pemilik rumah gurita mengaku bahwa rumah gurita Pasteur Bandung di bangun pada tahun 1980 awalnya rumah tersebut di gunakan untuk pribadi namun sekarang hanyalah tempat singgah, pak Frans hanya akan datang ke Bandung saat lebaran dan tahun baru saja pak Frans menghabiskan waktu di Jakarta, dan akan ke Bandung setahun 2 kali. Rumah tersebut sekarang di jaga oleh 3 orang yang sudah paruh baya.

Menurut pemikiran saya di rumah gurita ini tidak ada unsur - unsur yang berbau seks bebas atau pemujaan yang tidak - tidak, ini hanyalah hunian biasa, sama seperti rumah - rumah pada umumnya, cuman sang pemilik rumah ( FRANS ALIMAWAN ) senang akan seni, sehingga di buatlah rumah gurita dengan ornamen berupa patung dan gambar, pak Frans juga merupakan orang yang mempunyai filosofis yang tinggi, terlihat pada saat beliau menjelaskan dari setiap sudut demi sudut rumah yang beliau tinggali.

Beliau menjelaskan ketika pada saat di wawancara di stasiun televisi, beliau menjelaskan apa saja makna di dalam rumah gurita, dari lantai 1 terlihat gambar berupa alam dan air serta kolam renang dan rerumputan, yang berarti ketika beliau sejak kecil beliau senang bermain di rerumputan dan kolam, berlanjut ke lantai 2 terdapat dua kartu Remi sepasang king dan quen di bagian jendela, dalam filosofi beliau menyebutkan bahwa kita hidup berpasangan ada laki - laki dan ada perempuan.

Lalu naik menuju lantai 3 terdapat tujuh anak tangga dari bawah menuju ke bagian tengah yang berarti 1 Minggu ada 7 hari, di area dinding tangga terdapat gambar berupa air dan di ujung tangga terdapat gambar air, lantai 2 merupakan kedewasaan yang memiliki gairah nafsu dan keinginan, gairah nafsu tersebut akan sirna dengan air, berupa air mata ketika kita melakukan sebuah dosa pasti akan ada air mata.

Selain kartu Remi, gambar wajah, dan pacuan kuda, di lantai dua seluruh dinding di lantai dua rumah gurita banyak sekali lukisan berupa keagamaan yang di anut oleh pak Frans, ada juga filosofi yang beliau sampaikan " agama saya katolik saya sering bergaul dengan orang Islam, karena di lingkungan saya mayoritas beragama muslim, saya memberi filosofi antara air dan api, yaitu saat kita marah maka basuhlah dengan air karena air merupakan elemen ketenangan" ungkap beliau di salah satu pertemuan di daerah Bandung.

Saya mempunyai seorang teman di wilayah Sukadamai, tidak jauh dari lokasi rumah gurita, dia berkata " dulu sering ketemu sama pak Frans namun sekarang - sekarang jarang ketemu, paling ketemu - ketemu pas tahun baru " dan saya pun mengiyakan apa yang teman saya sampaikan, bahkan bapaknya teman saya dan dia sering di undang ke rumah beliau untuk hanya sekedar berbincang - bincang , bahkan sempat di ajak untuk makan bersama saat malam tahun baru, menurut dia gak ada yang aneh - aneh, malahan Pak Frans selalu memberikan uang untuk jajan, ungkap teman saya sambil bincang santai 

Kesimpulan 

Di sini saya bisa mengambil kesimpulan bahwa, janganlah kita menilai seseorang dari hal negatifnya, bahkan jangan sesekali memberikan stigma negatif, baik itu kepada orang lain, rumah dsb. Mungkin dalam diri kita terkadang ada pandangan hal yang dalam tanda kutip, "rumah gurita angker " mungkin itu hanya sugesti kita saja, dari yang saya lihat di rumah gurita memang terlihat angker terlihat dari dindingnya yang kusam, cat yang terkelupas, 

Mungkin apa yang di lakukan sodara berinisial GL bisa jadi pelajaran bagi kita, jangan pernah memandang negatif terhadap hal - hal yang belum kita ketahui kebenarannya, apalagi menyebarkan berita - berita yang belum terjamin kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun