Saat film mendekati klimaks, Jigra memperluas cakupannya. Gangster, pemberontak politik, kerusuhan penjara, dan pasukan polisi aksi cepat turut terlibat dalam cerita. Bagian akhir film ini memiliki kekuatan besar saat Satya menyerbu penjara dengan tekad kuat, sementara kepala penjara menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menghentikan pelarian yang direncanakan Satya.
Visual film, yang ditangani oleh sinematografer Swapnil S. Sonawane, sangat dinamis dan memikat. Ritme yang energik dan musik latar dari Achint Thakkar semakin memperkuat narasi yang terkadang lamban namun tetap intens.
Meskipun Alia Bhatt pernah memberikan performa yang lebih kuat dalam film-film sebelumnya, perannya sebagai Satyabhama Anand di Jigra sangat unik dan menonjol. Dia menampilkan akting yang meyakinkan dan penuh energi sebagai seorang pahlawan yang melawan persepsi dan batasan gender. Vedang Raina juga tampil baik sebagai Ankur, pemuda yang percaya pada kemampuan kakaknya untuk menyelamatkannya.
Secara keseluruhan, Jigra adalah film yang menarik dengan akting solid dari para pemerannya, terutama Alia Bhatt yang membawa cerita ini hidup. Meski bukan film yang sempurna, Jigra tetap menyuguhkan aksi yang memukau dan drama yang menyentuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H