Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Uglies, Film Adaptasi Novel yang Hambar dalam Eksplorasi

30 September 2024   15:50 Diperbarui: 30 September 2024   16:05 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uglies (dok. Netflix)

Uglies adalah sebuah film yang berdasarkan novel tahun 2005 karya Scott Westerfeld dengan judul yang sama, film ini disutradarai oleh McG, seorang sutradara yang seringkali menghasilkan karya dengan kualitas yang tidak konsisten. Penonton diharapkan mempercayai bahwa Joey King, yang jelas-jelas terlihat menarik, dianggap "jelek" dalam film ini. Joey berperan sebagai Tally, seorang karakter yang dianggap memiliki kekurangan fisik berupa mata yang "sipit." Namun, dalam kenyataannya, mata Joey King terlihat normal dan tidak tampak seperti yang dijelaskan dalam film. Mungkin, istilah "sipit" dalam konteks film ini memiliki arti yang berbeda, mengingat film berlatar di masa depan yang distopia.

Tally dijuluki "Squint" oleh satu-satunya sahabatnya, Peris (diperankan oleh Chase Stokes). Sama seperti Tally, Peris juga tergolong dalam kelompok "uglies," yang di dunia mereka, dianggap memiliki kekurangan fisik. Kekurangan fisik Peris? Sebuah hidung yang dianggap "jelek." Namun, dengan penampilan Chase Stokes yang mirip bintang film, sulit untuk mempercayai hal ini. Di dunia ini, mereka yang telah mencapai usia 16 tahun akan dipilih untuk menjalani prosedur bedah yang akan membuat mereka "cantik." Orang-orang yang telah menjalani prosedur ini disebut sebagai "Pretties," dan mereka menjalani kehidupan penuh warna di kota yang glamor, berbeda dengan mereka yang masih tinggal di lingkungan monoton seperti penjara.

Ketika tiba giliran Peris untuk menjalani prosedur kecantikan, ia sangat bersemangat untuk melihat bagaimana dirinya berubah. Mereka berjanji akan bertemu lagi di bawah jembatan dalam sebulan. Namun, janji tersebut tidak pernah terlaksana, sehingga Tally nekat menyusup ke kota untuk bertemu Peris. Saat mereka akhirnya bertemu, Peris telah berubah menjadi sosok yang sempurna, namun operasi kosmetiknya justru membuatnya terlihat kurang menarik dari sebelumnya. Namun, dalam dunia film ini, standar kecantikan yang diterima sangat berbeda, bahkan jika penampilan Peris setelah operasi terlihat aneh.

Sayangnya, Peris tampaknya telah melupakan Tally dan berubah menjadi orang yang berbeda, yang membuat Tally kecewa. Tak lama kemudian, Tally bertemu dengan Shay (Brianne Tju), seorang pemberontak yang pandai mengendarai hoverboard, dan keduanya menjadi teman. Shay mencoba membujuk Tally untuk bergabung dengan kelompok pemberontak yang dipimpin oleh David (Keith Powers), yang tinggal bebas di wilayah hutan belantara yang disebut "The Smoke." Namun, Tally tetap memilih menjalani prosedur kecantikan, sementara Shay meninggalkan kota untuk bergabung dengan pemberontak.

Pada hari ulang tahunnya yang ke-16, Tally mengetahui bahwa prosedur kecantikannya dibatalkan. Dr. Cable (Laverne Cox), pemimpin yang mengawasi seluruh operasi, memintanya untuk memberikan informasi tentang Shay dan keberadaan kelompok pemberontak. Jika Tally setuju, dia akan diizinkan menjalani prosedur kecantikan. Akhirnya, Tally diberikan misi untuk pergi ke "The Smoke" dan menyusup sebagai mata-mata.

Uglies (dok. Netflix)
Uglies (dok. Netflix)


Meskipun Joey King sebelumnya tampil memukau dalam A Family Affair, di Uglies, performanya terlihat datar dan tidak menonjol. Hal yang sama juga dirasakan dari para pemeran lainnya, yang sayangnya tidak terbantu oleh arah film McG yang generik dan kurang menarik. Efek CGI dalam film ini, termasuk adegan aksi yang melibatkan hoverboard, terlihat kurang bagus dan terkesan murahan. Ceritanya terasa dangkal, dengan tempo yang lamban dan penjelasan yang berlebihan, membuat penonton sulit benar-benar terlibat dalam alurnya.

Uglies seharusnya menjadi awal dari sebuah seri film berdasarkan novel Westerfeld, yang memiliki beberapa buku lanjutan. Namun, mengingat kelemahan dalam eksekusi film pertamanya, kemungkinan besar franchise ini gagal sejak awal dan berpotensi menjadi salah satu film terburuk tahun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun