Perdana sekali bagi saya dalam melakukan proses pendampingan bagi Calon Guru Penggerak (CGP) khususnya di Angkatan 10 ini. Pendampingan yang dilakukan dalam Program Pendampingan Individu (PGP) ada 6 kali dengan rentang 1 kali setiap bulannya. Dalam pendampingan ini tugas saya sebagai Pengajar Prakti (PP) memang sangatlah serba-serbi, ada kalanya mudah ada kalanya tidak mudah. Namun demikian, tugas saya sebagai PP tentu harus berjalan sebagaimana mestinya demi mensukseskan PGP ini, terlebih untuk pendidikan di Indonesia.
Tugas PP dalam rangka pembinaan kepada CGP tentu haruslah bertemu dengan Kepala Sekolah terlebih dahulu. Saat bertemu dengan Kepala Sekolah tentu harus menjelaskan PGP ini dan meminta izin untuk mendampingi Guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai CGP. Diskusi dan sharing pun berlanjut dengan kepala sekolah. Setelah itu, pendampingan pun berlangsung hanya kepada CGP saja, karena Kepala Sekolah memiliki agenda yang juga padat. Dan memang dalam target untuk pendampingan individu (PI 1) hanya berfokus kepada CGP saja. namun untuk PI berikutnya ada kalanya harus ditemani oleh Kepala Sekolah juga. PP yang bertugas melakukan PI pun setelah melakukan pembinaan ke sekolah CGP melakukan Jurnal Pemantauan dari CGPnya. Selain Jurnal CGP juga ada Laporan CGP yang diupayakan untuk bisa membantu CGP bisa sukses hingga akhir PGP menjadi Guru Penggerak (GP).
Berikut kiranya, ada beberapa catatan saya untuk jurnal PI yang bisa dijadikan panduan. Pada pertanyaan pertama yaitu terkait tujuan dan fokus pembahasan pendampingan yang telah dilakukan. Bisa dilakukan menjawab dengan Tema Pendampingan Individu 1 ini yaitu Refleksi awal kompetensi Guru Penggerak. Sedangkan Tujuan dan Fokus pembahasan pada Pendampingan Individu 1 ini yaitu Diskusi tantangan belajar daring, refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran, diskusi pembuatan kerangka portofolio, dan diskusi peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak.
pada pertanyaan berikutnya terkait Hal-hal yang dibahas/dibicarakan. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan kondisi CGP sebenar-benarnya sesuai yang ada. Dengan kondisi CGP saya maka saya menjawab sebagai berikut, Ada beberapa hal yang dibahas/dibicarakan selama proses coaching berlangsung dengan CGP Bapak/Ibu CEGEPE sebagai coachee dan Saya selaku PP sebagai Coach yaitu adanya tindak lanjut hasil lokakarya orientasi, tindak lanjut hasil pembelajaran, pembuatan kerangka portofolio digital, peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak, serta refleksi proses pendampingan.
Tantangan belajar daring yang dialami oleh CGP Bapak/Ibu CEGEPE yaitu management waktu hingga manajemen kesehatan dengan baik. Terkait kesehatan dialami Bapak/Ibu CEGEPE saat awal memulai pembelajaran di lms yaitu Bapak/Ibu CEGEPEmengalami sakit hingga saat kondisi di modul 1.2 juga demikian, sehingga Bapak/Ibu CEGEPE membuat sebuah strategi untuk pola makan hingga menambah multivitamin dengan baik. Terkait waktu CGP Bapak/Ibu CEGEPE juga mengalami kondisi agar lebih bisa menjalani pembelajaran lms di sekolah, tidak membawa ke rumah tugas PGP.Â
CGP Bapak/Ibu CEGEPE memberikan antisipasi saat pembelajaran di lms dengan sebaiknya, karena melihat kondisi yang ada agar bisa lebih baik lagi dalam mengatur waktu dengan sebaiknya, pembelajaran di lms bisa di selesaikan di sekolah sebelum waktu perpulangan dari sekolah. Dengan pengaturan waktu yang baik sehingga bisa lebih baik kondisi keluarga dan sekolah yang memiliki ruang waktunya sendiri. Dengan tipikal CGP Bapak/Ibu CEGEPE yang memang lebih terkejut dan kagetan jika adanya pengingatan yang mendadak terkait due date yang ada, dengan begitu CGP Bapak/Ibu CEGEPE lebih memahami dirinya untuk bisa belajar lms PGP di sekolah dengan sebaiknya.Â
Dalam kaitannya dengan refleksi penerapan kelas sesuai pemikiran KHD, CGP Bapak/Ibu CEGEPEmemang menerapkan perubahan kelas sesuai pemikiran KHD. Bapak/Ibu CEGEPEmenjelaskan bahwa pola pembelajaran anak SD khususnya kelas 6 yang diampu Bapak/Ibu CEGEPEdisesuaikan dengan kondisi kekinian dan targetan adanya indikator yang sesuai. CGP Bapak/Ibu CEGEPEagak bisa memulai pembelajaran dengan digital karena kondisi zaman yang sesuai dengan anak-anak.Â
Terlihat setiap Bapak/Ibu CEGEPEmembawa laptop anak-anak lebih antusias dan lebih mulai fokus dan perkembangan yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Dengan demikian dirinya bisa menjalani peran di kelas sebagai guru yang disukai oleh siswa. Hal ini juga berimbas bahwa murid mulai menyukai meski belum terlihat perubahan yang drastis dari murid. Bapak/Ibu CEGEPEjuga berupaya agar dirinya bisa menjadi teman dan/atau sahabat juga mitra bagi murid sehingga belajar semakin terasa menyenangkan dan bermakna.Â
CGP Bapak/Ibu CEGEPEjuga berupaya melakukan perubahan bukan hanya menjadi guru yang biasa-biasa saja namun guru yang lebih memahami kondisi anak dengan sebaiknya. Terlihat dari pemaparan Bapak/Ibu CEGEPEketika menangani kasus anak yang melakukan perbuatan yang sedang viral terjadi yaitu penyayatan dengan silet pada tangan anak usia SD. Dengan lebih memahami kondisi anak sehingga ajak ngobrol dan berdiskusi kepada anak sehingga anak-anak juga mengetahui dampak terburuk perbuatannya dan melakukan perubahan untuk tidak melakukannya lagi.Â
Bahkan ada juga kasus anak perempuan yang menonton video yang tidak layak ditonton bagi seusianya. Bapak/Ibu CEGEPEpun mengajak diskusi kepada si anak dengan lebih baik secara 4 mata. Dengan memahami perbuatan tersebut tidak baik yang mengakibatkan sang anak mulai menurun dari segi nilai yang ada. Sang anak dengan bantuan Bapak/Ibu CEGEPEdengan diskusi lebih baik akhirnya sang anak berhenti pacaran dan menonton video yang tidak layak ditonton tersebut, anak pun berusaha fokus untuk belajar dan akhirnya sang anak bangkit semangat untuk belajar dan nilainya pun kembali lebih baik.