Ahad pagi (22/1) dengan awan yang sedikit kelam kukendarai motor hingga sampai di Aula Paragon III Jakarta Selatan. Ditemani gemericik hujan menerpa wajahku untuk segera sampai di lokasi. Setibanya dilokasi aku terkejut dan kagum dengan nuansa graduation yang dipersiapkan oleh kru dari Graduation Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023.
Melewati hiasan dan pernik-pernik keberhasilan dalam proses tema P5 ditampilkan. P5 yang merupakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memang menjadi tema yang diambil untuk Wardah Inspiring Teacher (WIT) di tahun 2023. Pendidikan WIT berjalan selama 4 bulan sejak September hingga Desember 2023 dengan peserta sebanyak 2000 peserta dengan terbagi kepada 20 grup.
Sebelum prosesi utama graduation terdapat pula sebuah talkshow menarik untuk Inspiring Teacher. Tema talkshow yang diambil yaitu Guru Siap Bertansformasi untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia. Sebuah kata-kata yang membuat terhenyak yaitu pendapat dari pembicara yaitu Bu Dr. Itje Chodidjah, MA (Bu Itje sapaan akrabnya). Bu Itje mengungkapkan bahwa Sertifikat tidak ada gunanya. "Sertifikat itu tidaklah penting, saya punya sertifikat yang tebal namun tidak terpakai juga," ungkap Bu Itje. Lalu Bu Itje menambahkan bahwa sebaiknya sertifikat bukan menjadi tujuan utama, namun ilmu dan proses trasnformasi perubahan pada karakter anak (peserta didik) yang harus menjadi tujuan utama.
Bu Itje juga menambahkan bahwa kondisi Indonesia dalam bertransformasi pendidikan sebenarnya sudah sesuai dan tepat adanya. "Saat ini Indonesia on the track, dalam jalur yang tepat. Dan bapak-Ibu yang hadir di sini adalah bagian dari transformasi itu sendiri," semangat Bu Itje yang menjabat sebagai ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Lebih dari itu, Bu Itje juga memberikan sebuah penguatan dari pendapat yang disampaikan. "Dan saya katakan siapapun yang menyelenggarakan pembuatan-penguatan untuk guru, semuanya bergotong royong bersama-sama untuk memperbaiki kualitas ekosistem pendidikan di negara kita," pungkas Bu Itje.
Menguatkan apa yang disampaikan oleh Bu Itje, Pak Dr. Iwan Syahril, Ph. D (Pak Iwan panggilan akrabnya) mengajak guru untuk tetap fokus dalam peningkatan kemampuannya mendidik terlepas situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. "Dengan kondisi politik yang berubah, sebaiknya guru tetap fokus dalam penguatan dan tidak mudah terpengaruh," pesan Pak Iwan selaku Direktur Jenderal Pendidika Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pak Iwan melanjutkan bahwa pendidikan dengan gerakan kurikulum merdeka saat ini perlu adanya saling penguatan hingga kolaborasi bersama untuk kemajuan pendidikan. "Apapun yang terjadi, Bapak, Ibu Guru, kepala Sekolah, yang namanya pendidikan akan menjadi pendidikan."
Kembali lebih menguatkan dan mengurai yang ada dalam bertransformasi pendidikan, Pak Salman Subakat (pak Salman sapaan akrabnya) perwakilan dari pelaksana kegiatan WIT yaitu Paragon mengungkapkan bahwa transformasi itu penting adanya. "Kantor paragon terbuka untuk guru-guru untuk datang, mereka mau belajar, magang, karena pendidikan urusan semua orang," Tutur pria yang mendapuk sebagai Chief Executive Officer Paragon.
Pak Salman justru mengajak guru yang hadir di ruangan graduation untuk membawa kebaikan terutama dengan adanya program WIT itu. "karena kita mau provokasi, kita lepas baju, kita semua orang tua juga, kita semua anaknya sekolah, kita pernah sekolah, dan kita semua merasakan kebaikan guru itu membawa kebaikan."
Tak urung bahwa adanya fenomena saat ini bagi guru-guru yaitu dalam pengisian kinerja di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Novita Suryawati (Ibu Novi sapaan akrabnya) justru memberikan sebuah pemahaman bahwa ada proses transformasi yang seharusnya sudah terpatri bagi guru. "Guru juga harus terus upgrade diri, salah satunya dengan aktif di PMM melalui pelatihan mandiri, hingga kepada pengisian kinerja."
Kembali menegaskan dalam pertemuan talkshow juga bahwa sertifikat hanyalah sebagai bonus namun ilmu yang harus diterapkan untuk keberhasilan anak didik kita untuk menjadi lebih baik dalam karakter budaya Indonesia. Â Â
Dengan adanya talkshow kemudian berakhir dengan adanya prosesi graduation. Saya yang hadir secara offline turut mengikuti prosesi dengan sebaiknya dengan adanya graduation yang penuh gemerlap. Dan ternyata ada sebuah bonus lainnya mulai dari cara bermakeup, hingga kepada teknik coaching dengan adanya kartu coaching yang dibuat oleh salah satu tim dari Paragon. Rasa haru dan sumringah saya juga akhirnya saya turut mendapat gelar best costume di antara 6 peserta offline dan 3 peserta online yang turut hadir.
Sebuah transformasi dengan keberhasilan guru tentu berimbas kepada peserta didik untuk lebih baik lagi untuk kemajuan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H