Hampir setahun pandemic Covid-19 menerpa negeri Indonesia. Para pelajar pun mengalami hal yang sama dengan Belajar dari Rumah. Masa kebosanan saat Belajar dari Rumah kerap dirasakan bagi sang anak.Â
Di kala kebosanan melanda anakku yang sedang belajar dari rumah, kucari cara untuk menghiburnya. Salah satunya yaitu dengan menonton tayangan film streaming di Genflix yang bisa disaksikan untuk anakku. Film keluarga tersebut berjudul Anak Pantai. Menonton bersama dan sesekali tertawa bersama menambah keharmonisan dalam keluarga.
Anak Pantai adalah film dengan durasi 90 menit. Film ini bisa ditonton secara streaming melalui aplikasi Genflix. Untuk subscribe premium di Genflix pun cukup mudah dengan biaya yang terjangkau yaitu cukup dengan harga minimal Rp. 5.000,- untuk paket premiumnya. Dan untuk bisa subscribe pun cukup mudah yaitu bisa dengan membayar melalui transfer pulsa atau pun melalui dana.
Kisah persahabatan mereka dibilang cukup unik. Mereka berempat juga mempunyai profesi yang tidak selayaknya. Tama dengan profesi sebagai pengamen di jalan raya. Tama pun kerap dikejar-kejar oleh Satpol PP yang sedang menertibkan para pengamen dan gelandangan. Bukan saja Tama, namun ketiga temannya juga sama, namun tidak digambarkan dalam pengadeganan terkait profesinya. Disini letak kelemahan dalam film ini.
Dalam menjalin persahabatan, mereka berusaha membantu Dito untuk bisa bertemu ibunya. Dito tinggal seorang diri dalam rumahnya. Nah, karena Ibu Dito sedang bekerja di Bali, di sini juga tidak dijelaskan Dito tinggal bersama siapa di rumahnya. Pun demikian, dengan Adi juga tidak dijelaskan secara mendetail dalam film ini. Dan Neneng, hanya tinggal bersama ibunya, dan tidak dijelaskan dalam adegan siapa ayahnya Neneng. Dan yang lebih mengganjal yaitu kisah persahabatan anak-anak tersebut tidak jelas dengan asal-usul keluarganya.
Gelak tawa saat menonton bersama anakku kerap mewarnai sepanjang film ini berjalan. Kisah keluguan Neneng yang agak lambat nyambung, menjadi daya tarik dalam film ini. Juga adegan-adegan yang di luar dugaan untuk mengundang tawa. Di sini lah kelihaian sutradara dalam mengarahkan adegan yang ditulis dari penulis scenario untuk mengundang gelak tawa bagi anak-anak yang menonton. Bukan saja anak-anak, saya juga turut menikmati.
Persahabatan 4 anak ini semakin menarik dengan diawali adanya sebuah markas mereka berempat. Markas yang dibuat menarik dengan hiasan yang mewarna alam pantai. Ya, mereka berempat memang menginginkan untuk bisa menikmati suasana pantai. Markas mereka pun disulap dengan semenarik adegan di pantai. Bahkan adanya kelapa muda untuk bisa dinikmati diminum secara bersama-sama. Bukan hanya itu, suasana paying dan seakan berjemur di pantai pun kerap mewarnai pengadeganan dalam film yang diproduksi Tobali Putra Production.
Di saat suasana layaknya berjemur di pantai, keinginan dari Dito untuk bisa bertemu sang ibundanya di Bali. Keinginan itu, tertuang dengan adanya undian quiz yang terdapat dalam sebuah makanan ringan. Undian berupa kupon cukup mewarnai dan menghidupkan kisah perjuangan dan makna persahabatan di antara mereka. Mereka berempat membeli makanan ringan tersebut, dan menyimpan nomor undiannya. Di kala pengumuman nomor undian di sebuah televise, ternyata nomor undian yang dipegang oleh Neneng yang keluar sebagai juara untuk bisa berangkat ke Bali.
Sayang sungguh disayang. Neneng yang menonton pengundian kupon undian tersebut bersama sang ibunda. Ibundanya yang ceriwis dan menyebarkan informasi untuk bisa berangkat ke Bali berkat kupon undian. Neneng mengalami dilema. Pilihan Neneng akhirnya tertuju untuk memberi hadiah bisa berlibur bersama ibunda ke Bali. Sedangkan janji yang telah disepakati pun buyar.
Suasana semakin meningkat naik, di kala film ini bisa menghadirkan perdebatan dan perkelahian ala anak-anak. Persahabatan mereka hamper saja pecah. Dan ditambah adanya geng orang kaya yang berusaha mengambil lahan markas mereka berempat. Belum lagi kisah si rambut kuning yang cukup menambah seisi perut tambah sakit untuk tak berhenti tertawa.